ABCNews – Manajemen PT Pertamina (Persero) akan menindak secara tegas bagi oknum pegawai perseroan yang mencari keuntungan pribadi sebagai calo dalam penjualan elpiji atau bahan bakar minyak (BBM).
Hal itu ditegaskan Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri dalam Rapat Kerja Kementerian ESDM di DPR, Senin (3/2).
Kata Simon, “Jika ada kegiatan atau praktik yang berlangsung di Pertamina seperti mencari keuntungan dengan harus membayar dengan biaya tertentu, mohon untuk dilaporkan agar kami sikat habis.”
Simon mengungkapkan, pihaknya tidak pernah menjual elpiji nonsubsidi 3 kg. Produk gas nonsubsidi yang dijual perseroan merupakan hanya kemasan 5,5 kg dan 12 kg yang berwarna pink maupun biru.
Pernyataan Simon itu membantah kabar beredar soal gas elpiji 3 kg berwarna pink bakal menggantikan gas epiji hijau yang kini tak lagi dijual di pengecer.
Namun, Simon mengakui bahwa pihaknya pernah melakukan uji coba selama enam bulan di pasar Jakarta dan Surabaya pada 2018 terkait elpiji 3 kg pink.
Tapi uji coba itu hanya dengan stok terbatas yakni 2.000 tabung di Jakarta dan 1.000 tabung di Surabaya.
“Uji coba dilakukan untuk melihat pasar kepada kalangan menengah yang tentunya tidak disubsidi dan mendapatkan ukuran yang jauh lebih kecil,” kata Simon.
Simon sekali lagi memastikan bahwa kabar soal elpiji 3 kg berwarna pink yang beredar saat ini adalah hoaks.
Seperti diketahui, Kementerian ESDM melalui Pertamina menjadi sorotan terkait kebijakan penghentian penjualan elpiji 3 kg di sektor pengecer, yang berujung pada kelangkaan gas elpiji 3 kg di sejumlah daerah.
Masyarakat hanya bisa membeli elpiji 3 kg di pangkalan resmi Pertamina dengan harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan. Hal ini sontak mengakibatkan kelangkaan elpiji di sejumlah daerah.
(Red)