ABC NEWS – KPK pada Selasa (4/2) menggeledah rumah Ketua Umum Pemuda Pancasila Japto Soerjosoemarno terkait kasus dugaan penerimaan gratifikasi oleh mantan Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari.
Tim penyidik KPK mendatangi rumah Japto yang beralamat di Jalan Benda Ujung Nomor 8 RT 10 RW 01, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
Rumah Japto digeledah karena terseret dugaan penerimaan gratifikasi oleh mantan Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Rita Widyasari.
KPK kemudian menyita 11 unit mobil, uang, dokumen, dan barang bukti elektronik dari penggeledahan di rumah Japto.
Berikut profil singkat Japto yang mungkin sudah banyak diketahui publik.
Lahir pada 16 Desember 1949 di Surakarta, Jawa Tengah, Japto memiliki nama lengkap Kanjeng Pangeran Haryo Japto Soelistio Soerjosoemarno.
Ia memiliki ayah bernama Kanjeng Raden Pangeran Mas hario Soetarjo Soerjosoemarno dan ibu Dolly Zegerius.
Ayah Japto, Soerjosoemarno, adalah salah satu tokoh Indonesia, dan memiliki garis keturunan dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara VII, adipati ketujuh Mangkunegaran yang memerintah sejak 1916 hingga 1944.
Japto memiliki kakak seorang artis bernama Marini Soerjosoemarno. Ia menikah dengan Retno Suciati, dan dikaruniai tiga anak yaitu Golda Nayawitri Betha Ridhuhita Kartika, Sahid Abishalom Benninu Nugroho Noyosatwiko Soerjosoemarno, dan Jedidiah Shenazar Kertidarpito Soerjosoemarno.
Putranya, Raden Mas Sahid Abishalom Benninu Nugroho Noyosatwiko Soerjosoemarno, menikah dengan aktris Yasmine Wildblood.
Japto merupakan salah satu tokoh organisasi kemasyarakatan Pemuda Pancasila. Boleh dibilang, dialah satu-satunya tokoh utama organisasi tersebut selama hampir tiga dekade terakhir.
Menjabat sebagai Ketua Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila sejak Musyawarah Besar Pemuda Pancasila III di Cibubur, Jakarta pada 1981, dan terus memimpin Pemuda Pancasila hingga saat ini.
Pada Musyawarah Besar Pemuda Pancasila IX 2014 di Batu, Malang, Jawa Timur, dirinya kembali dikukuhkan menjadi Ketua Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila hingga 2019.
Pemuda Pancasila adalah organisasi kepemudaan yang berdiri pada 28 Oktober 1959. Organisasi ini didirikan mantan komandan militer legendaris Abdul Haris Nasution, dengan tujuan tunggal menghadapi ancaman komunis atau sebagai lawan tanding dari Pemuda Rakyat yang dibentuk Partai Komunis Indonesia (PKI).
Pasca Peristiwa 30 September 1965 organisasi ini terlibat aktif dalam penumpasan anggota PKI. Belakangan ketika rezim Soeharto menguasai Indonsia, PP menjadi underbow Partai Golongan Karya (Golkar).
PP digunakan untuk memobilisasi dukungan di kalangan pemuda terhadap Golkar selama pemilihan umum yang diselenggarakan Orde Baru.
Dari sini Japto semakin dekat dengan tokoh-tokoh kunci Orde Baru. Ia bahkan semakin merekatkan hubungan dengan keluarga Cendana, terutama ibu Tien Soehato dan anak-anaknya. Japto masih berkerabat dengan Tien Soeharto dari garis keturunan Mangkunegaran Solo.
Japto tumbuh remaja di arus zaman 1970an. Kala itu saat itu anak muda ibukota gandrung akan kebebasan setelah lima tahun sebelumnya terbelenggu oleh aturan anti musik ngak-ngik-ngok dan neoliberalisme.
Usia Japto ketika itu 21 tahun. Ia adalah anak gaul di zamannya. Seperti pemuda-pemuda lain, di lingkungannya di kompleks Siliwangi, Japto dan bersama kawan-kawannya mendirikan sebuah geng bernama Siliwangi Boys Club, kadang ada juga yang menyebut Siliwangi Boys Communitty (SBC) atau biasa dipersingkat lagi menjadi SC.
Kompleks Siliwangi adalah komplek perumahan para prajurit Angkatan Darat (AD) di Jakarta Pusat. Di geng SC ini pula, masing-masing anggotanya mempunyai gelombang radio handie talkie.
Mereka juga memiliki kebiasaan merokok Dji Sam Soe, nama bilangan Tionghoa yang bila dilatinkan menjadi 234. Belakangan geng ini disebut sebagai geng 234−SC.
Di lingkungan geng SC, Japto sering dipanggil si ‘Bule’. Pasalnya ia memang berwajah mirip bule. Darah Belanda memang mengalir pada diri Japto. Ibunya Dolly Zegerius, seorang wanita Yahudi Belanda, ahli topografi dan geodesi.
Bapaknya Mayor Jenderal Kanjeng Pangeran Haryo Soetarjo Soerjosoemarno, seorang jenderal keturunan Mangkunegaran Solo.
Selain aktif di Pemuda Pancasila, dia juga aktif di organisasi FKPPI (Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri ABRI). Di dunia politik ia juga menjabat sebagai Ketua Umum DPP Partai Patriot.
Meski sudah menua, darah muda masih mengalir dalam tubuh Japto. Ia masih kerap memuaskan hobinya berburu, bahkan hingga Afrika.
Koleksi binatang hasil buruannya terpajang di rumahnya. Terkadang juga masih main golf bersama kolega-koleganya seperti yang terkodumentasikan oleh Joshua Oppenheimer dalam The Act of Killing.
(Red)