ABC NEWS – Sepanjang tahun lalu PT Bank Mandiri Tbk dan entitas anak usahanya sukses meraup laba bersih yang dapat didistribusikan kepada pemegang saham hingga Rp 55,78 triliun.
Laba bersih itu naik tipis 1,31 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode 2023 senilai Rp 55,06 triliun.
Perolehan laba itu didukung dari pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang tumbuh 6,12 persen (yoy) menjadi Rp 101,76 triliun.
Minimnya pertumbuhan NII disebabkan beban bunga yang meningkat 35 persen (yoy) menjadi Rp 49,48 triliun pada 2024. Sementara itu, pendapatan non bunga tercatat tumbuh 4,12 persen (yoy) menjadi Rp 42,32 triliun sepanjang tahun lalu.
Sementara dari sisi rasio keuangan, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) BMRI berada di level 5,15 persen, sedikit turun dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 5,48 persen.
Kemudian return on equity (ROE) berada di level 21,2 persen, dan return on asset (ROA) di posisi 2,42 persen pada akhir 2024. Sedangjan untuk biaya kredit atau cost of credit mengalami perbaikan menjadi 0,79 persen dari sebelumnya 0,85 persen.
Perlu diketahui, perolehan laba bersih tersebut didukung dari pertumbuhan kredit yang jauh melesat dibandingkan dengan pertumbuhan industri perbankan.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam konferensi pers, Rabu (5/2), berkata, “Pertumbuhan kredit Bank Mandiri mencapai 20,7 persen (yoy) di akhir 2024, jauh di atas pertumbuhan kredit industri perbankan yang sebesar 10,4 persen (yoy).”
Darmawan juga sempat bilang, “Pertumbuhan yang kuat ini membuktikan komitmen besar kami untuk mengakselerasi segmen korporasi beserta ekosistem bisnis turunannya yang berorientasi pada perekonomian masyarakat secara luas, termasuk UMKM.”
(Red)