ABC NEWS – Meskipun 100 hari pemerintahan Prabowo Subianto dan Kabinet Merah Putih sudah berlalu, namun evaluasi kinerja terus dilakukan oleh mantan Danjen Kopassus tersebut.
Ada lima orang menteri yang mendapat sorotan tajam soal kinerja dari publik. Bahkan, organisasi nirlaba Center of Economic and Law Studies (CELIOS) secara lantang menyebut nama-nama kelima menteri tersebut yang mesti diganti (reshuffle).
Mereka adalah, Raja Juli Antoni (menteri Kehutanan), Budi Arie Setiadi (menteri Koperasi), Bahlil Lahadalia (menteri ESDM), Natalius Pigai (menteri HAM), dan Yandri Susanto (menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal).
Terkait munculnya nama Budi Arie, langsung dikonfrontir oleh ekonom Bahtiar Maddatuang. Versi Bahtiar, justru dirinya memuji kinerja 100 hari Kementerian Koperasi di bawah Budi Arie.

Kata Bahtiar dalam keterangannya baru-baru ini, Budi Arie adalah salah satu menteri di Kabinet Merah Putih yang memiliki gagasan yang cerdas dalam mengembalikan kiprah koperasi sebagai salah satu penopang ekonomi kerakyatan.
Kata dia, “Khusus Pak Menteri Koperasi dalam pandangan, pengamatan dan penelitian kami, dia merupakan menteri yang kinerjanya sangat memuaskan.”
Bahtiar juga bilang, “Sebagai seorang ekonom, pendapat saya Pak Budi Arie memiliki gagasan yang brilian soal arah dan pemberdayaan koperasi Indonesia ke depan.”
Menurut Bahtiar, Budi Arie pun sukses memperjuangkan tambahan anggaran bagi Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) sebesar Rp 10 triliun dari presiden melalui dukungan APBN.
Komentar dia, “Ini bukti komitmen tinggi menteri Koperasi saat ini dalam mendorong pemberdayaan koperasi melalui dana bergulir.”
Lanjut dia, “Saat ini program-program yang terukur tersebut dalam progres implementasi.”
Bahkan, lanjut Bahtiar, Budi Arie memiliki komitmen tinggi mengembalikan marwah koperasi sebagai soko guru ekonomi indonesi seperti cita-cita pendiri bangsa.
(Red)