ABC NEWS – Evaluasi adanya pemangkasan produksi nikel oleh Kementerian ESDM diharapkan selesai pada akhir Februari 2025.
Adanya rencana evaluasi pemangkasan tersebut untuk menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan.
Dirjen Minerba Tri Winarno dikutip Senin (17/2), menjelaskan bahwa evaluasi terhadap harga dan produksi nikel serta batu bara perlu dilakukan agar harga kedua komoditas tersebut tetap bagus di pasaran.
Kata dia, “Lagi progres. Mestinya akhir bulan ini selesai (evaluasinya).”
Komentar Tri, “Apabila harga nikel melemah karena supply dan demand tidak seimbang, perlu evaluasi dari sisi produksi alias pemangkasan.”
Dia melanjutkan, “Kita lihat dahulu. Benar enggak karena supply demand-nya yang tidak imbang? Begitu supply-nya tinggi, demand-nya kurang, pasti harga turun. Kalau misalnya demand-nya tinggi, supply-nya kurang, harga naik. Ini lagi dicoba di-exercise.”
Berdasarkan penjelasan Tri Winarno, jika nanti sudah ada hasil evaluasi terkait hal tersebut, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap kepatuhan lain.
Salah satunya, imbuh dia, terkait pembayaran penerimaan negara bukan pajak (PNBP) oleh perusahaan serta kewajiban reklamasi pasca-tambang.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebelumnya pernah mengungkapkan akan memperhatikan pasokan dan permintaan nikel. Hal ini menyusul rencana pemangkasan produksi nikel global 2025.
(Red)