ABC NEWS – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) pada Januari 2025 memperoleh laba bersih (bank only) sebesar Rp 4,7 triliun, naik 5,8 persen secara year on year (yoy), dan tumbuh 12 persen month over month (mom).
Hal itu berdasarkan laporan dari Stockbit Sekuritas. Menurut laporan tersebut, jumlah itu setara 7,7 persen estimasi konsolidasi 2025 dari konsensus.
Investment Analyst Lead Stockbit Rahmanto Tyas Raharja dalam keterangan tertulis, Senin (17/2), berkata, “Kami menilai hasil tersebut sebagai performa yang cukup baik.”
Dia bilang, “Kinerja bank only BCA pada Januari 2025 disebabkan oleh net interest margin (NIM) dan pre-provision operating profit (PPOP) yang solid, serta pertumbuhan kredit masih kuat, dan credit cost (CoC) naik imbas efek temporer.”
Rahmanto juga komentar, “BCA mencatatkan NIM bank only sebesar 5,91 persen pada Januari 2025 (+20 bps yoy, -12 bps mom), lebih baik dibandingkan guidance konsolidasi 2025 dari manajemen di kisaran 5,7–5,8 persen.”
Berdasarkan penjelasan Rahmanto, hasil ini didorong oleh peningkatan CASA ratio menjadi 82,6 persen dan perpindahan asset mix dengan yield lebih tinggi.
Di satu sisi, NIM yang solid tercermin terhadap net interest income (NII) yang mencapai Rp 6,7 triliun (+6,7 persen yoy, -1,6 persen mom).
Sementara itu, non–interest income (Non–II) naik +20 persen yoy, sehingga PPOP pada Januari 2025 tumbuh menjadi Rp 6,4 triliun (+12 persen yoy, +27 persen mom).
Rahmanto kembali menerangkan, kredit bank only tumbuh +15 persen yoy pada Januari 2025 (versus Januari 2024: +14,3 persen yoy, Desember 2024: +13,6 persen yoy), lebih tinggi dibandingkan arahan konsolidasi 2025 dari manajemen yang memproyeksikan melandai ke kisaran enam hingga delapan persen yoy.
Sedangkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) masih terjaga sebesar +3,9 persen yoy, dengan penurunan terjadi pada time deposit. Adapun loan to deposit ratio (LDR) masih terjaga di level 79,7 persen.
BCA juga mencatatkan CoC bank only pada Januari 2025 naik menjadi 0,76 persen (vs. Januari 2024: 0,29 persen, Desember 2024: -0,61 persen), lebih tinggi dibandingkan guidance konsolidasi 2025 dari manajemen di level 0,3 persen.
(Red)