ABC NEWS – Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri diminta sering tampil ke publik untuk menjelaskan kepada masyarakat dan menjamin bahwa kualitas BBM yang beredar di SPBU sudah memenuhi ketentuan yang berlaku.
Hal itu dikatakan Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) di Jakarta, Jumat (28/2).
Kata Yusri, “Selain menjelaskan ke publik dan menjamin kualitas BBM Pertamina, Simon juga mesti menyakinkan ke masyarakat bahwa pihaknya akan terus melakukan perbaikan proses bisnis di internal Pertamina.”

Yusri bilang, “Seharusnya kondisi ini tidak dianggap remeh oleh manajemen Pertamina. Saat ini masyarakat sedang dalam krisis kepercayaan kepada Pertamina.”
Dia lalu bilang, “Adanya kasus korupsi proses bisnis impor BBM dan minyak mentah di Pertamina dan subholding, seakan-akan menjadi justifikasi bahwa BUMN ini mengalami kerusakan pengawasan akut.”
Yusri juga membantah pernyataan manajemen Pertamina yang menyebut tidak adanya oplosan dalam pengertian blending, misalnya seperti solar dicampur dengan FAME (Fatty Acid Methyl Ester) dengan prosentase tertentu menjadi B30 di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina.
Komentar Yusri, “Sebaiknya untuk percampuran BBM ini dilakukan di kilang-kilang Pertamina dengan kontrol ketat agar konsumen tidak dirugikan soal kualitas dan harga yang mahal.”
Yusri lalu menyitir pernyataan dari pihak Kejaksaan Agung (Kejagung) bahwa telah terjadi pelanggaran proses blending di TBBM milik PT Orbit Terminal Merak.

Sebab, TBBM Orbit Terminal hanya memiliki izin penimbunan tetapi tidak memiliki izin pengolahan.
Penjelasan Yusri, “Blending atau percampuran minyak mentah dan BBM merupakan hal teknis yang hasilnya harus sesuai spesifikasi teknis yang sudah ditetapkan oleh Ditjen Migas Kementerian ESDM.”
Imbuh dia, “Kemudian dalam distribusi ke SPBU pun harusnya dilakukan kontrol uji kualitas secara rutin agar konsumen tidak dirugikan.”
Yusri kembali mengingatkan bahwa sosok dirut Pertamina perlu tampil di depan untuk menjaga marwah korporasi dan memberikan dukungan moril dan motivasi kepada seluruh karyawan Pertamina sedang berada dalam tekanan publik akibat kasus korupsi tersebut.
“Simon harus kembali menimbulkan kepercayaan diri karyawan dalam memberikan pelayanan yang baik pada masyarakat. Kalau Simon selalu ‘sembunyi’ dan hanya mengutus sekelas sekretaris perusahaan, saya jadi bingung sekarang apakah Pertamina punya dirut atau tidak?” ujar Yusri.
Bahkan secara lantang Yusri berkata, “Jangan-jangan Simon tidak punya kemampuan leadership dalam memimpin perusahaan sekelas Pertamina?”
Dia kembali berkata, “Kita harus selamatkan Pertamina dari krisis kepercayaan masyarakat dan bankers dunia yang telah memberikan pinjaman dalam bentuk global bond, meskipun disaat bersamaan ada oknum-oknum yang nakal harus dibersihkan.”
(Red)