ABC NEWS – Presiden Prabowo Subianto diminta segera menonaktifkan Menteri BUMN Erick Thohir secepatnya, terkait adanya peristiwa memalukan tindakan korupsi secara kolektif di subholding PT Pertamina (Persero) yang berhasil dibongkar Kejaksaan Agung (Kejagung).
Hal tersebut dilontarkan oleh Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman di Jakarta, Minggu (2/3).
Kata Yusri Usman, “Jika benar Presiden Prabowo Subianto akan memerangi korupsi dan akan memburu koruptor sampai ke kutub es, terutama di Pertamina, sebaiknya segera menonaktifikan Erick Thohir sebagai menteri BUMN.”
Menurut Yusri, Erick Thohir telah gagal memimpin BUMN karena maraknya peristiwa korupsi yang melibatkan banyak direksi BUMN. Padahal, penunjukan jajaran direksi BUMN melalui restu atau persetujuan dari Erick Thohir.
Yusri bilang, “Terbaru Kejagung sudah mentersangkakan enam direksi subholding Pertamina. Ke depan diperkirankan akan ada beberapa anggota direksi Pertamina holding dan subholding menyusul menjadi tersangka.”
Ironi, lanjut Yusri, Erick Thohir selama lebih beberapa bulan terakhir bungkam, apalagi ketika tim Kejagung sejak awal Oktober 2024 sudah mulai menggeledah kantor dan rumah-rumah pada direksi subholding Pertamina.
Komentar Yusri, “Mendadak baru pada Sabtu (1/3) mengatakan akan mengevaluasi dan mengganti direksi subholding yang sudah jadi tersangka, setelah sehari sebelumnya bertemu dengan Jaksa Agung sekitar jam 11.00 malam. Selama ini Erick ke mana saja?
Perlu diketahui, lanjut Yusri, Kementerian BUMN salah satu fungsinya adalah membina dan mengawasi semua proses bisnis BUMN hingga mengevaluasi kinerja anggota direksi BUMN.
Bahkan, imbuh dia, Kementerian BUMN setiap tahunnya mengevaluasi usulan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) BUMN hingga memberikan persetujuannya.
“Ini sudah jelas terang benderang bahwa Erick Thohir telah gagal sebagai menteri BUMN. Jika Prabowo tetap mempertahankan Erick Thohir, maka semua itu hanya omon-omon saja,” ujar Yusri.
Yusri menegaskan, “BUMN kita berada di pinggir jurang sejak kepemimpinan Erick Thohir di Kementerian BUMN. Mungkin Erick jago mengelola bisnis keluarganya, tapi untuk mengelola BUMN bisa dikatakan hasilnya nol besar.”
(Red)