ABC NEWS – Saham emiten berkode ADRO, PT Alamtri Resources Indonesia Tbk, terus semakin terperosok.
Saham ADRO pada akhir sesi I perdagangan Selasa (4/3) minus 5,37 persen hanya di level ke Rp 1.940.
Saham ADRO sempat pula menyentuh angka Rp 1.935, level terendah harga saham perseroan dalam satu tahun terakhir.
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebanyak 53,74 juta saham ADRO ditransaksikan, dengan frekuensi 16.532 kali, dan nilai transaksi Rp 107,02 miliar.
Sekedar info, saham perusahaan milik Garibaldi ‘Boy’ Thohir itu dalam sebulan turun 16,74 persen dan anjlok 20,16 persen untuk periode year to date (ytd) alias tahun berjalan.
Saham ADRO jeblok setelah melakukan spin off PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), perusahaan batu bara termal.
ADRO memegang dana tunai USD 2 miliar, setelah spin off AADI. Itu sebabnya, ADRO diprediksi memberikan dividen final besar untuk tahun buku 2024.
Namun, DBS Research Group mencatat, setelah transaksi itu, ADRO bakal kehilangan 70 persen laba bersihnya.
Penilaian DBS, dengan kas sebesar USD 2 miliar, ADRO bisa memberikan yield dividen 10 persen dengan rasio dividen 50 persen dari laba bersih 2024 sebesar USD 900 juta.
DBS menetapkan rekomendasi buy ADRO dengan target harga Rp 2.800.
Sebelumnya, Presiden Direktur ADRO Boy Thohir merespons positif kebijakan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengkaji buyback saham tanpa RUPS.
Di sisi lain, beredar rumor bahwa Hendi Prio Santoso, mantan direktur utama (dirut) PT Mineral Industri Indonesia (Persero) alias MIND ID, dikabarkan dalam waktu dekat akan berlabuh ke ADRO atau anak usaha di perusahaan tersebut.
(Red)