ABC NEWS – Pemerintah melalui Kementerian Keuangan hingga kini belum merilis APBNKita periode Januari. Bahkan, hingga Maret belum ada pengumuman terkait tersebut dari pemerintah.
Adany keterlambatan pengumuman kinerja keuangan negara tersebut membuat sejumlah investor merasa gundah.
Tertundanya laporan tersebut bukan hal yang lazim. Kementerian Keuangan terakhir kali melaporkan APBNKita untuk edisi Desember pada 6 Januari lalu.
Padahal, jika melihat kebiasaan selama ini, laporan APBNKita edisi Januari semestinya dirilis sekitar dua hingga tiga minggu setelah akhir bulan sebelumnya.
Berarti semestinya APBNKita Januari sudah diumumkan pada bulan lalu.
Perlu diketahui, pengumuman APBNKita edisi Januari menjadi yang paling ditunggu-tunggu investor.
Sebab, akan menjadi bulan ketika gebrakan penghematan anggaran besar-besaran oleh Presiden Prabowo Subianto dimulai, tepatnya pada 22 Januari lalu.
Ekonom OCBC Lavanya Venkateswaran, dilansir dari Bloomberg News, dikutip Kamis (6/3), bilang, “Investor menunggu data terbaru keuangan negara untuk mengukur dampak dari langkah fiskal terkini secara lebih baik.”
Strategist di Mega Capital Sekuritas Lionel Priyadi menambahkan, “Tanpa informasi tersebut, imbal hasil obligasi tidak mampu mengimbangi reli bullish yang terjadi di pasar treasury dalam dua minggu terakhir.
Priyadi komentar, “Penundaan berkepanjangan bisa menciptakan sentimen negatif.”
Sementara itu, juru bicara Kementerian Keuangan Deni Surjantoro berdalih bahwa Kementerian Keuangan masih menyusun jadwal karena agenda yang masih padat.
Di satu sisi, para investor sejauh ini terlihat semakin berhati-hati dalam hal investasi di pasar domestik.
Adanya peluncuranBadan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang direncanakan mendapatkan suntikan modal dari hasil pemotongan belanja APBN, sejauh ini kurang mendapat respon positif dari pasar.
Sekedar info, IHSG melemah 0,78 persen pada hari ketika Danantara resmi lahir pada 24 Februari.
Sehari setelahnya, IHSG kembali anjlok 2,41 persen. Pada pekan ketika Danantara lahir, IHSG ambles dengan penurunan mencapai 7,83 persen hanya dalam waktu seminggu, di level 6.270,59.
Meski kini IHSG merangkak naik lagi, posisi indeks masih tergerus 16 persen dari posisi all-time-high yang terjadi pada 19 September lalu.
Sepanjang tahun ini, IHSG sudah melemah 6,22 persen year-to-date.
(Red)