ABC NEWS – PT PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA) atau Dharma Group, perusahaan komponen kendaraan hingga alat listrik, sepanjang tahun lalu sukses meraup laba bersih Rp 579 miliar.
Namun capaian itu turun 5,4 persen dibanding laba bersih pada 2023 sebesar Rp 612 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan 2024, dikutip Jumat (7/3), Dharma mencatat penurunan penjualan bersih 0,6 persen dari Rp 5,54 triliun menjadi Rp 5,51 triliun.
Penjualan Dharma sebagian besar didominasi oleh segmen domestik, yang menyumbang 99,7 persen dari total penjualan, sementara ekspor hanya menyumbang 0,3 persen.
Laporan keuangan itu menulis, “PT Astra Honda Motor menjadi pelanggan terbesar, dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,76 triliun atau sekitar 50,2 persen dari total penjualan.”
Sementara itu, beban pokok pendapatan turun 1,4 persen dari Rp 4,57 triliun menjadi Rp 4,50 triliun, sehingga laba bruto naik 3 persen menjadi Rp 1 triliun.
Kondisi tersebut membuat margin laba kotor meningkat dari 17,5 persen menjadi 18,2 persen.
Tapi, beban usaha naik signifikan karena didorong oleh kenaikan beban penjualan dan pemasaran sebesar 6,7 persen, beban umum dan administrasi sebesar 5,8 persen, serta penurunan pendapatan dari operasi lain-lain sebesar 39 persen.
Keadaan itu menyebabkan laba usaha turun 4,1 persen menjadi Rp 769 miliar. Kemudian setelah dikurangi komponen keuangan dan pajak, laba bersih akhir tercatat Rp 579 miliar dengan margin bersih sebesar 10,4 persen.
Terkait neraca, posisi kas dan setara kas Dharma mencapai Rp 401 miliar. Sedangkan posisi piutang usaha naik sebesar Rp 124 miliar atau naik 27 persen akibat peningkatan piutang dari sejumlah pelanggan.
Sementara posisi ekuitas per 31 Desember 2024 tercatat mencapai Rp 2,3 triliun, naik 22 persen dari Rp 1,9 triliun tahun sebelumnya, dengan saldo laba menyumbang Rp 1,56 triliun.
(Red)