ABC NEWS – Proyek pembangunan kilang minyak baru berkapasitas kumulatif satu juta barel per hari (bph) yang tersebar di beberapa tempat akan melibatkan PT Pertamina (Persero) dengan konsep perusahaan patungan (joint venture/JV).
Hal itu dikatakan Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung di Jakarta, Jumat (14/3). Kata dia, “Jadi bisa dalam bentuk joint venture dengan Pertamina.”
Penjelasan Yuliot, pemerintah tidak menutup kemungkinan akan bekerja sama dengan investor asing dalam membangun megaproyek kilang tersebut.
Komentar dia, “Hal yang paling penting, kilang-kilang baru tersebut bisa benar-benar dibangun.”
Yuliot bilang, “Jadi apakah ada badan usaha dalam negeri atau nanti dari luar tergantung kondisi yang ada. Jadi sehingga seluruh kilang bisa terbangun.”
Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia awal pekan ini pernah berkata adanya perubahan rencana pembangunan kilang baru yang sebagian akan didanai Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Bahlil berkata, “Tadi kami melakukan rapat untuk membahas implementasi teknis, di mana salah satu yang kami bahas adalah fokus pada refinery.”
Dia melanjutkan, “Tadinya kita akan bangun kurang lebih sekitar 500 ribu bph, karena kita impor sekitar satu juta bph, tadi ada terjadi perubahan, akan kita banggun nanti satu juta bph.”
Keterangan Bahlil, perubahan rencana tersebut tidak hanya menyangkut kenaikan kapasitas terpasang dari kilang baru yang akan dibuat, tetapi juga lokasi yang disasar.
Rencananya, pemerintah akan membangun satu kilang berkapasitas 500 eibu bph di Pulau Pemping, Kepulauan Riau.
Namun, kini proyek tersebut akan disebar menjadi beberapa kilang yang dibangun di berbagai tempat, seperti di wilayah Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Hal itu bertujuan agar sejumlah wilayah memiliki kilang dan terjadi pemerataan dalam distribusi bahan bakar minyak (BBM).
(Red)