ABC NEWS – Pemerintah posisi per Februari ini telah merealisasikan pembiayaan utang sebesar Rp 224,3 triliun.
Nilai itu setara 28,9 persen terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Hal itu dikatakan Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dalam konferensi pers, dikutip kembali Jumat (14/3).
Dia bilang, “Pembiayaan utang itu terdiri atas Surat Berharga Negara (SBN) neto Rp 238,8 triliun atau 37,2 persen terhadap APBN.”
Kata Thomas, “Selain itu, terdapat pinjaman (neto) minus Rp 14,4 triliun per Februari 2025.”
Dia lalu komentar, “Pembiayaan APBN 2025 dikelola secara prudent dan terukur serta mempertimbangkan efisiensi anggaran dan dinamika pasar keuangan.”
Sekedar informasi, pembiayaan utang itu naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Pada Februari 2024, pembiayaan utang sebesar Rp 184,9 triliun atau 28,5 persen terhadap APBN.
Angka itu terdiri atas SBN (neto) Rp 177,9 triliun dan pinjaman (neto) Rp 7 triliun.
Pemerintah pun mencatat pembiayaan nonutang minus Rp 4,3 triliun per 28 Februari 2025.
Sehingga, realisasi pembiayaan anggaran per 28 Februari 2025 adalah Rp 220,1 triliun atau 35,7 persen dari APBN.
(Red)