ABC NEWS – Grab Holdings Ltd, perusahaan teknologi multinasional yang berbasis di Singapura, hingga kini masih terus berupaya untuk mengambilalih GoTo Group.
GoTo saat ini dipimpin oleh Patrick Sugito Walujo sebagai direktur utama. Konon Grab telah memulai melakukan uji tuntas (due diligence) terhadap GoTo.
Kabar yang beredar, Grab sudah melakukan valuasi besaran aset GoTo, kontrak, hingga sistem operasional GoTo.
Laporan keuangan GoTo per 31 Desember 2023 menunjukkan, GoTo di Indonesia memiliki 40 anak usaha, di antaranya PT Dompet Karya Anak Bangsa, PT Antar Makanan Anak Bangsa, PT Paket Anak Bangsa, PT Tokopedia, dan PT Go-Jek Indonesia.
GoTo juga memiliki 27 anak usaha yang berada di luar Indonesia, seperti Goproducts Engineering India Limited Liability Partnership, Go-Jek Singapore Pte Ltd, Velox Technology South- East Asia, Gofin Labs India Private Limited, dan GoPay Vietnam Payment Services Company Limited.
Sekedar informasi, Grab yang didukung oleh Uber Technologies Inc sebenarnya sudah lama mengincar kepememilikan di GoTo. Namun, isu antimonopoli terus menghantui adanya penggabungan dua perusahaan raksasa tersebut.
Laporan keuangan GoTo per 31 Desember menunjukan, perseroan memiliki total aset sebesar Rp 54,1 triliun, terdiri aset lancar Rp 33,62 triliun dan aset tidak lancar Rp 20,48 triliun.
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk juga memiliki utang yang mesti dibayar (liabilitas) hingga Rp 18,4 triliuun. Rinciannya, utang jangka pendek Rp 12,82 triliun dan utang jangka panjang Rp 5,55 triliiun.
Tahun lalu, perseroan mencatatkan rugi usaha sebesar Rp 10,3 triliun. GoTo tahun lalu mencatatkan jumlah biaa dan beban minus Rp 25,1 triliun.

Berdasarkan analisa sementara, dikabarkan nilai valuasi GoTo oleg Grab ditaksir sekitar USD 7 miliar atau setara Rp 114,975 triliun (kurs Rp 16.425).
Sebelumnya, dikutip dari Bloomberg News pada Februari lalu, salah satu opsi Grab menguasai GoTo adalah dengan membeli seluruh saham GoTo dengan harga per lembar saham Rp 100.

Di satu sisi, nilai transaksi bruto (GTV) GoTo pada kuartal keempat 2024 mencapai Rp 79,2 triliun, naik 66 persen year on year (yoy) dan 58 persen sepanjang tahun penuh menjadi Rp 268,2 triliun.
Sementara itu, GTV grup pada kuartal keempat tumbuh 32 persen yoy menjadi Rp 144,5 triliun, dan tumbuh 29 persen untuk setahun penuh menjadi Rp 519,8 triliun.
Sedangkan pendapatan bruto naik 28 persen yoy pada kuartal keempat menjadi Rp 5 triliun dan naik 30 persen sepanjang tahun penuh menjadi Rp 18,1 triliun.

Kemudian EBITDA grup juga tumbuh 348 persen yoy dan 191 persen secara kuartalan (qoq) pada kuartal keempat, mencapai Rp 399 miliar untuk periode tersebut dan Rp 386 miliar untuk setahun penuh.

Patrick Walujo pernah komentar, “Sepanjang 2024, kami terus mencari cara baru dan efektif untuk memenangkan persaingan ketat dalam menjangkau konsumen Indonesia.”
Dia bilang, “Melalui inovasi produk yang konsisten dan eksekusi yang unggul, kami berhasil melampaui panduan yang telah ditetapkan.”
Komentar Patrick, “Kami telah melihat peningkatan yang signifikan dalam jumlah pengguna sepanjang tahun dan mengharapkan hal ini akan terus berlanjut hingga 2025 seiring dengan strategi ekosistem kami yang terus terbukti efektif.”
“Ke depan, kami akan semakin memperkuat bisnis kami melalui inovasi, baik dari sisi operasional maupun di level produk, untuk meningkatkan pendapatan, meningkatkan efisiensi biaya, serta menghadirkan layanan yang lebih terarah dan dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan pelanggan,” ujar dia.
(Red)