ABC NEWS – Dokumen rahasia terkait pembunuhan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) John F Kennedy akhinya dirilis atau dibuka oleh Presiden AS Donald Trump.
Sekedar informasi, publikasi dokumen tersebut merupakan janji kampanye Trump pada Pilpres 2024 lalu.
Direktur Intelijen Nasional Trump Tulsi Gabbard melalui unggahannya di X membagikan tautan ke halaman situs National Archives and Records Administration (NARA) yang berisi catatan-catatan tersebut.
Menurut Gabbard, dirinya memuji langkah Trump sebagai simbol bagaimana presiden ‘mengantar era baru transparansi maksimum’.
Gabbard mengungkapkan, berkas-berkas tersebut dirilis ke publik tanpa penyuntingan. Publikasi tersebut terdiri atas sekitar 80 ribu halaman catatan rahasia yang sebelumnya diterbitkan tanpa penyuntingan.
Kemudian, dokumen lain yang disimpan di bawah segel pengadilan atau untuk kerahasiaan juri atau tunduk pada Internal Revenue Code harus dibuka segelnya sebelum dipublikasikan ke publik.
Bahkan, NARA bekerja sama dengan Departemen Kehakiman akan mempercepat pembukaan segel catatan-catatan ini.
Berdasarkan situs NARA, koleksi catatan pembunuhan tersebut terdiri atas lebih dari enam juta halaman catatan, foto, film, rekaman suara, dan artefak.
Sebelumnya, saat mengunjungi Kennedy Center, gedung konser dan teater seni pertunjukan di Washington yang didedikasikan untuk mantan presiden tersebut, Trump mengumumkan bahwa ia akan merilis dokumen-dokumen tersebut.
Kata Trump, “Kami memiliki banyak sekali dokumen. Anda harus banyak membaca.”
Semula, Trump sudah berjanji untuk merilis dokumen-dokumen tersebut pada masa jabatan pertamanya.
Namun ia terpaksa harus mengalah karena komunitas intelijen memintanya untuk merahasiakan sebagian besar berkas rahasia tersebut.
Trump kemudian menegaskan kembali janjinya selama kampanye pilpres tahun lalu. Pada Januari, Trump menekan perintah eksekutif yang menurutnya akan mendeklasifikasi dokumen-dokumen yang terkait dengan pembunuhan Kennedy, saudaranya, Senator Robert Kennedy, dan pemimpin hak-hak sipil Martin Luther King Jr.
Perintah yang diteken Trump tersebut di Ruang Oval berbunyi bahwa segala kemungkinan bahaya terhadap pertahanan, intelijen, penegakan hukum atau operasi diplomatik lebih besar daripada kepentingan publik.
(Red)