ABC NEWS – Salah satu pemain ritel terbesar di Indonesia, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, tahun lalu meraih laba bersih sebesar Rp 3,15 triliun.
Pemilik waralaba Alfamart itu juga mengalami penurunan laba 7,94 persen dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 3,40 triliun.
Adanya pelemahan laba bersih itu seakan menjadi penanda ikut lesunya daya beli masyarakat.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, dikutip Jumat (21/3), dari perolehan laba bersih tersebut maka laba per saham dasar tercatat sebesar Rp 75,86 per lembar saham.
Di satu sisi, meskipun meskipun laba bersih melemah, Alfaria masih mampu meraup pendapatan hingga Rp 118,2 triliun, naik 10,55 persen dari Rp 106,9 triliun yang tercatat pada 2023.
Namun, beban pokok pendapatan perseroan pun mengalami kenaikkan dengan persentase yang hampir mirip dengan kenaikkan pendapatan.
Alfaria maraih pendapatan yang dicatatkan senilai 10,71 persen menjadi Rp 92,86 triliun dibandingkan periode yang sama 2023 senilai Rp 83,88 triliun.
Sementara perseroan bisa mengumpulkan laba kotor menjadi Rp 25,4 triliun dengan margin sebesar 21,5 persen.
Terkait profitabilitas, EBITDA tercatat sebesar Rp 8,49 triliun, naik 2,4 persen secara tahunan, dengan margin EBITDA 7,2 persen.
Sedangkan laba usaha mencapai Rp 4,07 triliun, namun net margin mengalami tekanan, turun menjadi 2,6 persen dari periode sebelumnya.
Kemudian di sisi neraca, total aset perusahaan mencapai Rp 38,8 triliun, dengann total ekuitas tercatat sebesar Rp 17,69 triliun.
Lalu utang yang mesti dibayar (liabilitas) jangka pendek perseroan berada di level Rp 19,46 triliun, dengan liabilitas jangka panjang sebesar Rp 1,63 triliun.
(Red)