ABC NEWS – Nama Mohammad Riza Chalid si ‘Saudagar Minyak’ kembali muncul ke publik usai Kejaksaan Agung (Kejagung) membongkar kasus korupsi minyak dan BBM di subholding PT Pertamina (Persero) periode 2018-2023.
Nama Riza Chalid mencuat ke permukaan saat sang anak kandung, Muhammad Kerry Adrianto, ditangkap Kejagung dalam kasus tersebut.
Publik kemudian meyakini bahwa ada tangan Riza Chalid dalam ‘bisnis kotor’ tersebut.
Di sisi lain, mengingat Riza Chalid kita akan diingatkan kembali dalam peristiwa menjelang Pilpres 2014, dan berlanjut pada 2015 dengan kasus ‘Papa Minta Saham’.
Uniknya, Reza Chalid ternyata adalah sahabat atau teman dekat dari politisi mantan ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hatta Rajasa.
Hal itu terungkap dalam rekaman yang diputar dalam sidang Mahkamah Kehormatan Dewan, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/12/2015) malam.

Percakapan itu dilakukan Riza saat bertemu Ketua DPR Setya Novanto dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin di sebuah hotel di Pacific Place, Jakarta, pada 8 Juni 2015.
Rekaman pertemuan inilah yang dijadikan bukti oleh Menteri ESDM Sudirman Said untuk melaporkan Setya Novanto yang diduga meminta saham Freeport dengan mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Riza dalam rekaman itu berbicara soal upayanya mempersatukan Jokowi-Hatta gagal karena tidak dapat restu dari Ketua Umum DPP PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Padahal, versi Riza Chalid, Jokowi setuju dipasangkan dengan Hatta. Akhirnya, Jokowi pun dipasangkan dengan Jusuf Kalla, sedangkan Hatta Rajasa berpasangan dengan Prabowo Subianto.
Berikut kutipan rekaman percakapan tersebut:
MR (Muhammad Riza Chalid): “Memperjuangkan dia itu capek sob. Segala macam cara, Pak Hendro ngomong sama Megawati waktu di Kebagusan. Belum saatnya. Dikira sekaligus. Belum, Pak. Saya itu baik, saya kasihan sama Pak Jokowi, saya akan bantu Pak Jokowi ke Hatta sebagai cawapres. Pak Jokowi sama Hatta mungkin Pak, tapi Mega-nya gak mau. Saya sama Hatta itu sahabat.”
MS (Maroef Sjamsoeddin): “Jokowinya mau, Pak? “
MR: “Jokowinya mau banget sama Hatta.”
SN (Setya Novanto): “Tahu-tahu pisah, pusing sudah terlanjur ke Pak Hatta.”
MR: “Tapi itu kan pengalaman.”
Uniknya, ternyata nama Hatta Rajasa dan Riza Chalid juga masuk ke dalam dokumen selebaran terkait mapping group struktur orang-orang yang memiliki ‘peran penting’ di grup Pertamina yang beredar di publik.
Konon, menurut sumber ABCNEWS.co.id yang enggan disebut namanya, Rabu (26/2), mereka adalah orang-orang yang ‘bisa mengatur’ semua proses bisnis di Pertamina dan bisa menempatkan orang-orang di posisi strategis di grup Pertamina.
Menurut sumber, ada satu orang pria yang menjadi ‘kaki tangan’ dari para ‘penguasa’ Pertamina tersebut yang sangat dominan dan bahkan memiliki pengaruh yang luar biasa.
Kata sumber, “Pria itu adalah Mister James, itu bukan nama asli, tapi nama panggilan. Saya dengar nama aslinya sebenarnya FPS.”
Mister James disebut-sebut sebagai ‘kaki tangan’ alias operator dari geng para penguasa di Pertamina tersebut.
Jika melihat bagan tersebut, sungguh mencengangkan. Publik dibuat terkejut bahwa kekuasaan mereka sangat mengakar di grup Pertamina.
(Red)