ABC NEWS – Rosan Perkasa Roeslani yang dipercaya Presiden Prabowo Subianto sebagai Chief Executive Officer (CEO) Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) baru saja mengumumkan susuran pengurus lengkap lembaga tersebut, hari ini, Senin (24/3).
Namun, para pengurus baru Danantara tersebut sepertinya mereka tidak sepenuhnya bekerja full time di institusi tersebut.
Masih banyak dari para pengurus itu yang bisa dikatakan double job. Jika dari mayoritas pengurus Danantara tersebut juga memiliki aktivitas pekerjaan lain, apakah kita masih berharap lembaga ini dikelola dengan serius?
Terpilihnya Rosan sebagai CEO Danantara dipertanyakan oleh sebagai publik. Begitu pula dengan Dony Oskaria yang dipercaya sebagai Chief Operating Officer (COO) Danantara.
Kritik misalnya datang dari Andry Satrio Nugroho yang merupakan kepala Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute for Development of Economics and Finance (Indef).
Andry dalam sebuah tayangan YouTube belum lama ini mengomentari soal rangkap jabatan tersebut. Pasalnya, Rosan dan Dony saat ini masing-masing masih duduk sebagai menteri Investasi dan Hilirisasi atau kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan wakil menteri BUMN.
Belum lagi Erick Thohir yang dipercaya sebagai ketua Dewan Pengawas Danantara juga masih merangkap sebagai menteri BUMN.
Kata Andry, “Rangkap jabatan ini berpotensi menimbulkan moral hazard. Sebaiknya pejabat publik yang menduduki posisi di Danantara segera mundur demi menghindari konflik kepentingan.”
Dia melanjutkan, “Kalau rangkap jabatan, ada risiko salah satu tugas jadi tidak terpegang. Either way, ada yang akan diprioritaskan.”
Pendapat serupa sebelumnya juga dilontarkan oleh pengamat ekonomi yang juga mantan Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Ferry Latuhihin.
Ferry dalam sebuah wawancara di stasiun televisi swasta juga mengkritisi secara tajam para pejabat yang merangkap sebagai regulator dan eksekutor di Danantara.
Ferry pun menegaskan bahwa figur politik dalam struktur Danantara dapat menjadi trust issue di tengah masyarakat.
Dia bilang, “Nah figur-figur ini sehingga memberikan satu gambaran kepada masyarakat. This is a business entity or political entity?”
Terpisah, Rosan Rosan Roeslani di Jakarta, Senin (24/3) berkata bahwa seluruh pengurus yang ditunjuk tidak diperbolehkan merangkap jabatan selama bertugas di Danantara.
Rosan berkata, “Di kami tidak boleh ada yang rangkap jabatan di level di bawah kami.”
Rosan lalu mencontohkan salah satu pengurus bernama Robertus Bilitea yang saat ini menjabat sebagai Deputi Legal di Kementerian BUMN.
Robertus, lanjut dia, akan melepas jabatannya di BUMN dan fokus sepenuhnya di Danantara.
Pertanyaannya kemudian, apakah Erick Thohir, Rosan Roeslani, dan Dony Oskaria juga akan mencontohkan diri akan mundur dari kursi menteri atau wakil menteri?
Siapakah saja mereka yang hingga penunjukan susunan pengurus masih memiliki pekerjaan ganda. Ini daftarnya.
Dewan Pengawas
1. Erick Thohir (Menteri BUMN).
2. Muliaman Dharmansyah Hadad (Komut PT Bank Syariah Indonesia Tbk dan Komisaris Independen PT Astra International Tbk).
Board of Danantara Indonesia
1. Rosan Perkasa Roeslani (Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM).
2. Pandu Patria Sjahrir (Wakil Dirut PT TBS Energi Utama Tbk).
3. Dony Oskaria (Wakil Menteri BUMN/ Wakil Komut PT Pertamina).
Dewan Penasihat
1. Ray Dalio (Founder & CIO Mentor, Bridgewater Associates, 1975–sekarang).
2. Jeffrey Sachs (Direktur, Center for Sustainable Development, Columbia University, 2016–sekarang).
3. Chapman Taylor (Equity Portfolio Manager, Capital Group, 1994–sekarang).
Managing Director
1. Robertus Bilitea (Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan Kementerian BUMN, 2023-sekarang).
2. Lieng-Seng Wee (CEO & Co-Founder Dragonfly New York, 2000-sekarang).
3. Arief Budiman (Deputy CEO Indonesia Investment Authority, 2021–sekarang).
4. Ali Setiawan (Managing Director, Head of Global Markets and Securities Services HSBC Indonesia, 2011–sekarang).
5. Rohan Hafas (Director of Institutional Relations Bank Mandiri, 2020-sekarang).
6. Ahmad Hidayat (Komisaris Independen Bank DBS Indonesia, 2023-sekarang).
7. Sanjay Bharwani (President Director Bester & Co, 2024-sekarang).
8. Reza Yamora Siregar (Staf Khusus Menteri Perekonomian, 2020-sekarang).
Komite Manajemen Risiko
1. John Prasetio (President Commissioner Indonesia Stock Exchange, 2017-sekarang dan Independent Commissioner GoTo, 2024-sekarang).
Komite Investasi dan Portofolio
1. Yup Kim (Chief Investment Officer Texas Municipal Retirement System, 2024–sekarang).
Managing Director Holding Operasional
1. Agus Dwi Handaya (Compliance, Legal, and Human Capital Director PT Bank Mandiri Tbk, 2018–sekarang).
2. Febriany Eddy (Chief Executive Officer and President Director PT Vale Indonesia Tbk, 2021–sekarang).
Managing Director Holding Investasi
1. Djamal Attamimi (Managing Partner & CEO Lynx Asia Partners, 2013–sekarang).
2. Bono Daru Adji (Komisaris Independen PT Telkom Indonesia Tbk, 2021–sekarang).
3. Stefanus Ade Hadiwidjaja (Chief Investment Officer Indonesia Investment Authority, 2021–sekarang).
(Red)