ABC NEWS – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) diharapkan bisa melakukan pembelian kembali (buyback) saham BUMN yang kini mengalami koreksi cukup dalam.
Namun, sebelum itu dilakukan, perlu adanya aturan yang bisa menjadi payung hukum bagi BPI Danantara melakukan buyback.
Anggota Komisi VI DPR Mulyadi dikutip dari laman DPR, Kamis (27/3), bilang, “Harus ada payung aturan, ke depan Danantara bisa juga investasi di sektor portfolio.”
Mulyadi bilang, “Di Pasar Modal, jangan kan informasi valid, rumor saja bisa mempengaruhi indeks pasar.”
Mulyadi kemudian menyoroti kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sudah turun hingga 19,48 persen sejak Prabowo Subianto dilantik sebagai presiden, Oktober 2024.
Kondisi tersebut, imbuh dia, harus diperbaiki agar tidak mempengaruhi dan menimbulkan kekhawatiran investor sehingga semakin memperburuk kondisi IHSG.
Penjelasan Mulyadi, hadirnya Danantara pun diduga ikut memicu kekhawatiran investor, usai lembaga baru tersebut bisa mengelola seluruh aset BUMN. Termasuk daftar bank milik negara yang sahamnya beredar di bursa saham.
Komentar dia, “Saya berharap Danantara bisa mencegah turunnya IHSG hingga lebih dari lima persen atau terjadinya trading halt lagi.”
Di sisi lain, pengalihan saham sejumlah BUMN ke Danantara sudah berjalan melalui skema inbreng.
Berbarengan dengan itu, bank BUMN seperti PT Bank Mandiri Tbk, PT BRI Tbk, PT BTN Tbk, dan PT BNI Tbk telah mengumumkan dividen untuk tahun buku 2024.
Jika digabungka dari empat BUMN bank tersebut, Danantara bisa memperoleh dividen nyaris Rp 60 triliun.
Jumlah tersebut sesuai dengan porsi saham masing-masing bank yang telah ditransfer ke Danantara melalui PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
Biro Klasifikasi Indonesia merupakan holding operasional di bawah Danantara, sesuai dengan revisi Undang-undang BUMN yang belum lama ini diresmikan.
Sekedar informasi, Bank Mandiri telah mengalihkan 48,53 miliar saham seri B. Mengacu pada jumlah ini dan nilai dividen Bank Mandiri setara Rp 466 per saham, maka Danantara akan memperoleh dividen hingga Rp 22,62 miliar.
Kemudian BRI yang memiliki kontribusi dividen sekitar Rp 27,65 triliun. Jumlah saham BRI yang inbreng ke holding operasional sebanyak 80,61 miliar saham Seri B.
Berikutnya ada BNI yang mengalihkan 22,38 miliar saham yang terdiri atas saham Seri B dan C. Sementara BTN telah mengalihkan 8,42 miliar saham Seri B ke BKI.
Pengalihan saham BTN, BRI, Bank Mandiri, dan BNI dilakukan pada 22 Maret 2025.
Rincian deviden keempat bank BUMN tersebut adalah, Bank Mandiri membagikan dividen total Rp 43,5 triliun, setara 60 persen dari laba bersih 2024.
Lalu BRI memutuskan untuk membagikan dividen Rp 51,74 triliun atau Rp 343,4 per saham. Jumlah ini setara 85 persen dari laba bersih.
Kemudian, dividen BNI sebesar Rp 13,95 triliun. Angka ini setara 65 persen dari laba bersih 2024.
Terakhir BTN yang pada thun buku memperoleh deviden Rp 751,83 miliar atau setara 25 persen dari laba bersih.
(Red)