Selasa, 9 September 2025
ABC News
No Result
View All Result
  • Login
  • HOME
  • NEWS
    Bantahan Istana Bahwa ‘Reshuffle’ Terkait Bersih-bersih Menteri Pemerintahan Jokowi

    Bantahan Istana Bahwa ‘Reshuffle’ Terkait Bersih-bersih Menteri Pemerintahan Jokowi

    Kejagung Sebut Nilai Kerugian Negara Korupsi Minyak Mentah Bisa Lebih dari Rp 193,7 Triliun

    Ditinggal Sebentar ke Toilet, Uang Tunai Rp 10 Miliar Dibawa Kabur Sopir Bank di Wonogiri

    Rektor UKRI Sebut Ada Menteri Kurang Seirama dengan Prabowo Subianto

    Sufmi Dasco Ungkap Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta Per Bulan Anggota DPR Hanya Hingga Oktober 2025

    Rektor USU Disebut KPK Bagian ‘Circle’ Bobby Nasution dan Topan Ginting

    Rektor USU Disebut KPK Bagian ‘Circle’ Bobby Nasution dan Topan Ginting

    Kakak Hary Tanoe Jadi Tersangka Kasus Korupsi Bansos Beras? Ini Respons KPK

    Kakak Hary Tanoe Jadi Tersangka Kasus Korupsi Bansos Beras? Ini Respons KPK

    Insiden Kereta Anjlok, Manajemen KAI Dinilai Tidak Profesional Tangani Penumpang Terdampak

    Insiden Kereta Anjlok, Manajemen KAI Dinilai Tidak Profesional Tangani Penumpang Terdampak

    Trending Tags

    • Commentary
    • Featured
    • Event
    • Editorial
  • ECONOMY
  • ENERGY
  • HOME
  • NEWS
    Bantahan Istana Bahwa ‘Reshuffle’ Terkait Bersih-bersih Menteri Pemerintahan Jokowi

    Bantahan Istana Bahwa ‘Reshuffle’ Terkait Bersih-bersih Menteri Pemerintahan Jokowi

    Kejagung Sebut Nilai Kerugian Negara Korupsi Minyak Mentah Bisa Lebih dari Rp 193,7 Triliun

    Ditinggal Sebentar ke Toilet, Uang Tunai Rp 10 Miliar Dibawa Kabur Sopir Bank di Wonogiri

    Rektor UKRI Sebut Ada Menteri Kurang Seirama dengan Prabowo Subianto

    Sufmi Dasco Ungkap Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta Per Bulan Anggota DPR Hanya Hingga Oktober 2025

    Rektor USU Disebut KPK Bagian ‘Circle’ Bobby Nasution dan Topan Ginting

    Rektor USU Disebut KPK Bagian ‘Circle’ Bobby Nasution dan Topan Ginting

    Kakak Hary Tanoe Jadi Tersangka Kasus Korupsi Bansos Beras? Ini Respons KPK

    Kakak Hary Tanoe Jadi Tersangka Kasus Korupsi Bansos Beras? Ini Respons KPK

    Insiden Kereta Anjlok, Manajemen KAI Dinilai Tidak Profesional Tangani Penumpang Terdampak

    Insiden Kereta Anjlok, Manajemen KAI Dinilai Tidak Profesional Tangani Penumpang Terdampak

    Trending Tags

    • Commentary
    • Featured
    • Event
    • Editorial
  • ECONOMY
  • ENERGY
No Result
View All Result
Morning News
No Result
View All Result
Home NEWS

Intelijen Kini Jadi Alat Kekuatan Politik, Asyik Berperan sebagai Eksekutor dan Algojo

Abcnews by Abcnews
2 April 2025
in NEWS
0
Intelijen Kini Jadi Alat Kekuatan Politik, Asyik Berperan sebagai Eksekutor dan Algojo

Ilustrasi intelijen. | Foto: Istimewa.

Share on WhatsappShare on FacebookShare on X

ABC NEWS – Era orde baru meninggalkan warisan intelijen dengan stigma sebagai alat represif penguasa terhadap kelompok oposisi dan menyebar teror untuk menciptakan rasa takut publik.

Hal itu diungkapkan pemerhati intelijen Sri Radjasa Chandra di Jakarta, Rabu (2/4).

READ ALSO

Bantahan Istana Bahwa ‘Reshuffle’ Terkait Bersih-bersih Menteri Pemerintahan Jokowi

Ditinggal Sebentar ke Toilet, Uang Tunai Rp 10 Miliar Dibawa Kabur Sopir Bank di Wonogiri

Dia bilang, “Kekuasaan orde baru, telah memfasilitasi kewenangan intelijen tanpa batas.”

Komentar Radjasa, “Institusi intelijen negara tumbuh menjadi super body yang bekerja berdasarkan pesanan penguasa saat itu.”

Menurut Radjasa, pada era orde baru berkembang ungkapan anekdot ‘jarum jatuh saja, intelijen cepat mengetahuinya’.

“Begitulah menggambarkan kedigjayaan intelijen di bawah rezim otoriter,” ujar dia.

Radjasa berkata, “Seiring dengan perubahan lanskap panggung politik nasional, dengan mengusung konsep reformasi, membuka harapan baru tampilnya performa intelijen.”

Dia menambahkan, “Intelijen kini sebagai pilar utama keamanan nasional yang paralel dengan prinsip demokrasi, transparansi dan akuntabel, melalui proses reformasi intelijen.”

Radjasa menjelaskan, program besar reformasi intelijen negara harus berpedoman pada karakteristik intelijen yang independen dan berpedoman pada kepentingan politik negara.

“Dihadapkan oleh perubahan besar politik, ekonomi dan keamanan global yang tidak lagi menganut konsep bipolar, telah mengubah potensi ancaman terhadap kepentingan nasional Indonesia,” jelas dia.

Radjasa menegaskan, intelijen di Tanah Air semestinya kini mengemban fungsi deteksi dan cegah dini, mampu mengidentifikasi kerawanan dan ancaman terhadap kewibawaan kedaulatan negara secara profesional, tanpa mengurangi prinsip-prinsip bekerja dalam diam.

Di satu sisi, ucap Radjasa, usai 27 tahun perjalanan panjang reformasi, cita-cita reformasi memang belum mati, tapi reformasi hidup di lingkungan yang sama sekali bukan habitatnya.

Jelas dia, “Begitu pula wajah intelijen negara yang bopeng terjangkit virus politik ugal-ugalan, akibat pandemi selama rezim Jokowi.”

Lantang Radjasa berkata, “Alih-alih menjalankan fungsi deteksi dan cegah dini, intelijen negara asyik memainkan peran sebagai eksekutor dan menjadi algojo bagi kepentingan politik tertentu.”

Kata dia, “Bahkan intelijen negara mengalami kegamangan pada pesta demokrasi yang baru lalu, akibat tarik-menarik kekuatan politik papan atas.”

Perlu diketahui, terang Radjasa, intelijen memiliki kekhasan tersendiri, di mana jangan diartikan intelijen bagian dari militer atau polisi.

“Jika karakter intelijen yang independen dirusak oleh kepentingan politik, maka Indonesia kehilangan imunitas terhadap kerawanan dan ancaman yang semakin kompleks,” tegas dia.

Radjasa lalu mencontohkan Amerika Serikat, bagaimana intelijen mengemban kepentingan politik negara.

Kala itu, saat menjelang pilpres 1988, intelijen berperan untuk menumbangkan kandidat dari Partai Demokrat, Gary Warren Hart, yang digadang-gadang menjadi calon kuat presiden AS.

Namun, imbuh Radjasa, petahana George Bush dari Partai Republik menggunakan intelijen untuk melumpuhkan kekuatan politik Warren.

Tegas dia, “Jelas ini tindakan tidak benar yang dilakukan George Bush, bagaimana dia menggunakan instrumen negara untuk menghancurkan lawan politiknya.”

Radjasa menilai, “Kondisi serupa kini terjadi di Indonesia. Intelijen digunakan rezim berkuasa untuk mempertahankan kekuasaannya dan melemahkan kekuatan lawan politiknya.”

“Semestinya intelijen sebagai pilar utama keamanan nasional harus mampu menjadi senjata pamungkas demi kepentingan negara. Tidak sebaliknya, intelijen yang seharusnya menjadi problem solving malah asik menjadi problem taking,” imbuh dia.

(Red)

Related Posts

Bantahan Istana Bahwa ‘Reshuffle’ Terkait Bersih-bersih Menteri Pemerintahan Jokowi
NEWS

Bantahan Istana Bahwa ‘Reshuffle’ Terkait Bersih-bersih Menteri Pemerintahan Jokowi

9 September 2025
Kejagung Sebut Nilai Kerugian Negara Korupsi Minyak Mentah Bisa Lebih dari Rp 193,7 Triliun
NEWS

Ditinggal Sebentar ke Toilet, Uang Tunai Rp 10 Miliar Dibawa Kabur Sopir Bank di Wonogiri

3 September 2025
Rektor UKRI Sebut Ada Menteri Kurang Seirama dengan Prabowo Subianto
NEWS

Sufmi Dasco Ungkap Tunjangan Perumahan Rp 50 Juta Per Bulan Anggota DPR Hanya Hingga Oktober 2025

26 Agustus 2025
Rektor USU Disebut KPK Bagian ‘Circle’ Bobby Nasution dan Topan Ginting
NEWS

Rektor USU Disebut KPK Bagian ‘Circle’ Bobby Nasution dan Topan Ginting

26 Agustus 2025
Kakak Hary Tanoe Jadi Tersangka Kasus Korupsi Bansos Beras? Ini Respons KPK
NEWS

Kakak Hary Tanoe Jadi Tersangka Kasus Korupsi Bansos Beras? Ini Respons KPK

20 Agustus 2025
Insiden Kereta Anjlok, Manajemen KAI Dinilai Tidak Profesional Tangani Penumpang Terdampak
NEWS

Insiden Kereta Anjlok, Manajemen KAI Dinilai Tidak Profesional Tangani Penumpang Terdampak

4 Agustus 2025
Next Post
Jokowi Tidak Diajak, AHY Dukung Pertemuan Prabowo, Megawati, dan SBY, Ada ‘Koalisi Baru’?

Jokowi Tidak Diajak, AHY Dukung Pertemuan Prabowo, Megawati, dan SBY, Ada 'Koalisi Baru'?

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

ABC News

© 2025 abcnews.co.id

Navigate Site

  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Karier
  • Disclaimer
  • Kebijakan Privasi
  • Kerja Sama & Iklan

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • NEWS
  • ECONOMY
  • ENERGY

© 2025 abcnews.co.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In