ABC NEWS – PT Antam Tbk tahun lalu sukses meraup laba bersih hingga mencapai Rp 3,85 triliun.
Laba bersih itu naik 25 persen secara tahunan (yoy) didukung dari hasil pendapatan yang sebesar Rp 69,19 triliun.
Hal itu dikatakan Direktur Utama Antam Nicolas D Kanter dalam keterangan resminya, dikutip Rabu (9/4).
Penjelasan pria yang biasa disapa Niko itu, emas menjadi penyumbang utama pendapatan perseroan dengan kontribusi Rp 57,56 triliun atau naik 120 persen secara yoy.
Volume penjualan logam mulia ini melonjak 68 persen menjadi 43.776 kg, di mana seluruhnya diserap oleh pasar domestik.
Adapun distribusi logam mulia dilakukan melalui berbagai kanal, termasuk situs logammulia.com, marketplace digital, dan 12 gerai butik emas di kota besar.
Kemudian, nikel mencatatkan kontribusi Rp 9,5 triliun atau sekitar 14 persen dari total pendapatan.
Tahun lalu produksi feronikel Antam mencapai 20.103 ton dengan penjualan ekspor 19.452 ton ke tiga mitra dagang utama, yakni Cina, India, dan Korea Selatan.
Sedangkan produksi bijih nikel sebesar 9,94 juta wmt dijual sepenuhnya ke pasar domestik.
Lalu untuk bauksit dan alumina mencatatkan pendapatan Rp 1,80 triliun, naik tujuh persen secara tahunan.
Produksi alumina yang dikelola melalui anak usaha PT Indonesia Chemical Alumina (ICA) juga naik 24 persen menjadi 177.178 ton.
Di satu sisi, naiknya laba bersih diikuti kenaikan EBITDA sebesar tiga persen menjadi Rp 6,73 triliun dan pertumbuhan laba usaha 15 persen menjadi Rp 3 triliun.
Menurut Niko, pihaknya mampu menekan beban usaha sebesar lima persen menjadi Rp 3,5 triliun, terutama dari penurunan biaya logistik dan asuransi.
Antam juga mencatatkan pertumbuhan aset sebesar empat persen menjadi Rp 44,52 triliun.
Antam juga diketahui melunasi investasi sebesar Rp 1,68 triliun pada akhir tahun.
(Red)