ABC NEWS – Salah satu emiten yang bergerak di sektor farmasi, PT Kalbe Farma Tbk, tahun lalu mencatatkan pertumbuhan laba bersih hingga 17 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Laporan keuangan perseroan dikutip Jumat (11/4), memperlihatkan, laba bersih Kalbe Farma tercatat Rp 3,24 triliun, naik dari Rp 2,77 triliun pada tahun sebelumnya.
Kenaikan itu ikut berimbas pada kenaikan laba per saham dasar menjadi Rp 69,10 dari Rp 59,07.
Penjelasan perseroan, kenaikan laba bersih ditopang oleh peningkatan pendapatan dan efisiensi di berbagai lini operasional.
Secara rinci, total pendapatan Kalbe Farma tercatat Rp 32,63 triliun, naik 7,2 persen dibandingkan 2023 yang senilai Rp 30,43 triliun.
Kemudian, laba kotor naik 10,2 persen menjadi Rp 12,96 triliun, dengan margin kotor membaik di level 39,9 persen.
Selanjutnya dari sisi operasional, EBITDA Kalbe naik 15,9 persen menjadi Rp 5,07 triliun, menghasilkan EBITDA margin sebesar 15,6 persen.
Berikutnya, laba operasional tercatat Rp 4,64 triliun, turut mendorong margin laba bersih ke 9,8 persen dari sebelumnya 9,2 persen.
Perlu diketahui, kinerja positif ini juga ditopang oleh efisiensi beban bunga, dengan rasio EBITDA terhadap beban bunga (EBITDA/Interest Expense) mencapai 73,21 kali lipat, menandakan kemampuan perusahaan dalam mengelola utang dengan sangat baik.
Perseroan tercatat memiliki posisi keuangan sehat, dengan total kas dan setara kas sebesar Rp 4,72 triliun dan rasio utang terhadap ekuitas (DER) hanya 0,20.
Total aset Kalbe Farma mencapai Rp 29,43 triliun, sementara total ekuitas tercatat sebesar Rp 24,59 triliun.
Perseroan hanya memiliki utang yang mesti dibayar (liabilitas) sebesar Rp 4,84 triliun, dan didominasi oleh utang jangka pendek sebesar Rp 4,18 triliun.
(Red)