ABC NEWS – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini kembali memeriksa dua tersangka kasus korupsi jual beli gas antara PT PGN Tbk dengan PT Inti Alasindo Energy (IAE) periode 2017-2021.
Salah satu tersangka yang diperiksa adalah Danny Praditya. Lalu, siapa sebenarnya Danny Praditya? Berikut profil singkat Danny Praditya.
Danny lahir di Jakarta pada pada 13 September 1978. Ia menempuh pendidikan Teknik Metalurgi Universitas Indonesia pada 1996-2001.
Ia lalu melanjutkan pendidikannya di Hochschule Karlsruhe (HKA)/University of Applied Sciences sebagai Master Business Administration and Industrial Engineering pada 2002-2004.
Mengutip akun LinkedIn miliknya, Jumat (11/4), Danny pernah bekerja semala lima bulan sebagai Business Development Manager di PT Bayu Buana Gemilang pada September 2005 hingga Januari 2006.
Danny kemudian dipercaya sebagai Chief Executive Officer (CEO) di PT Citra Nusantara Gemilang Tbk selama tujuh tahun lima bulan untuk periode Januari 2006 hingga Mei 2013.
Di sela kesibukannya sebagai CEO, Danny dipercaya sebagai vice president di ANGVA (Asia Pacific Natural Gas Association) selama dua tahun empat bulan, yakni sejak Oktober 2009 hingga 2012.
Ia kemudian menjadi salah satu pendiri (founder) Asosiasi Perusahaan CNG Indonesia (Indonesian CNG Association) dan dipercaya sebagai chairman pertama di organisasi tersebut selama sekitar sejak Maret 2012 hingga Maret 2013.
Kariernya terus meroket. Danny lalu ditunjuk sebagai CEO PT Gagas Energi Indonesia, anak usaha PT PGN Tbk, sejak Mei 2013 hingga April 2016, atau selama tiga tahun.
Danny pun dipercaya juga sebagai president ANGVA (Asia Pacific Natural Gas Association) selama empat tahun, sejak November 2015 hingga Oktober 2019.
Sukses di Gagas, ia lalu ditunjuk sebagai direktur Komersial PT PGN Tbk April 2016 hingga Agustus 2019, atau tiga tahun lima bulan.
Setelah dari PGN, PT Medco Power Indonesia mempercayakan jabatan Chief Gas to Power & Operating Officer kepada Danny pada Oktober 2019 hingga November 2021, atau dua tahun dua bulan.
Dewi Fortuna sepertinya terus berpihak pada dia. Danny kemudian duduk sebagai salah satu direksi di BUMN holding tambang, PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID pada November 2021 sebagai Director of Operation and Portfolio.
Danny juga sempat dipercaya sebagai salah satu komisaris independen di PT Timah Tbk. Pada Maret 2023, Danny melanjutkan kariernya sebagai direktur utama PT Inalum (Persero) sebelum dicopot pada Juli 2024.
Konon beredar kabar kesuksesan Danny Praditya tidak terlepas dari sosok Hendi Prio Santoso, mantan dirut MIND ID yang baru saja dicopot pada 3 Maret lalu dan digantikan oleh Maroef Sjamsoeddin.
Bahkan, disebut-sebut bahwa Danny Praditya sebagai salah satu orang terdekat dan kepercayaan dari Hendi Prio.

Hendi duduk sebagai dirut MIND ID sejak November 2021. Hendi terkenal sebagai salah satu ‘penguasa’ PGN, karena dia cukup lama, sekitar 10 tahun menjadi direksi di BUMN gas tersebut.
Hendi duduk di PGN sejak Mei 2007, saat dia didapuk sebagai direktur Keuangan hingga Juni 2008, sebelum akhirnya dipercaya sebagai dirut PGN pada Juni 2008 hingga April 2017.
Sebelum berlabuh di MIND ID, setelah dari PGN, dia duduk sebagai dirut PT Semen Indonesia Tbk sejak September 2017 hingga Agustus 2024.
(Red)