ABC NEWS – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dikabarkan akan menggandeng perusahaan tambang asal Prancil, Eramet, untuk mengakuisisi sebuah smelter nikel di wilayah Weda Bay Industrial Park, Maluku Utara.
Konon smelter itu menggunakan teknologi high pressure acid leaching (HPAL). Berdasarkan informasi yang diperoleh, dikabarkan smelter tersebut saat ini saham mayoritasnya dimiliki perusahaan asal Cina, Zhejiang Huayou Cobalt Co.
Pabrik itu akan mengolah nikel yang akan digunakan untuk membuat baterai kendaraan listrik.
Kabar yang berhembus, penandatanganan nota kesepahaman diharapkan bisa dilakukan akhir bulan ini. Namun, kondisi tersebut bisa berubah sewaktu-waktu.
Sebelumnya, Chief Executive Officer Danantara Rosan Perkasa Roeslani pekan lalu pernah mengungkapkan bahwa Danantara telah diundang oleh Eramet untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek hilir di Kawasan Industri Weda Bay.
Di satu sisi, Huayou Cobalt juga telah menyatakan minatnya untuk melakukan investasi lebih lanjut ke dalam rantai pasokan logam baterai di Indonesia.
Masuknya Huayou itu setelah LG Energy Solution Ltd, perusahaan asal Korea Selatan, menarik diri dari sebuah paket proyek bernilai miliaran dolar tersebut.
Penulusuran ABCNews.co.id, smelter milik Huayou itu adalah ‘Proyek Huafei HPAL’. Proyek tersebut mengadopsi teknologi HPAL generasi keempat.
Proyek itu diklaim memiliki sejumlah keunggulan, seperti proses yang singkat, konsumsi energi yang rendah, dan ramah lingkungan.
Informasi yang dihimpun, proyek itu digarap oleh PT Huafei Nickel Cobalt, anak usaha Huayou, dengan kepemilikan saham mayoritas sebesar 53 persen oleh Huayou.
Kapasitas produksi smelter itu mencapai 120 ribu ton nikel dan 15 ribu ton kobalt per tahun dalam bentuk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).
Namun, ternyata selain Proyek Huafei HPAL, Huayou juga memiliki proyek smelter lain di Weda Bay Industrial Park, yaitu Proyek Huake RKEF (Rotary Kiln Electric Furnace).
Proyek tersebut adalah fasilitas pengolahan nikel yang dikembangkan oleh PT Huake Nickel Indonesia, yang juga anak usaha Huayou.
(Red)