ABC NEWS – Anak usaha PT Barito Renewables Energy Tbk, Star Energy Geothermal, meneken perjanjian fasilitas pinjaman senilai USD 121,1 juta atau sekitar Rp 2 triliun (kurs Rp 16.512,20).
Rencananya, pinjaman itu akan digunakan perseroan untuk membiayai proyek panas bumi Salak-Darajat.
Hal itu dikatakan Direktur dan Sekretaris Perusahaan Barito Renewables Agus Sandy Widyanto dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, dikutip Senin (23/6).
Penjelasan Agus, adapun pinjaman yang diteken pada 19 Juni 2025 tersebut berupa Senior Secured Term Facility Agreement.
Dia menambahkan, kesepakatan pinjaman tersebut melibatkan tiga anak usaha Barito Renewables, yakni Star Energy Geothermal Pte Ltd (SEGPL), Star Energy Geothermal Netherlands BV (SEGN BV), dan Star Energy Geothermal (Salak Darajat) BV (SEGSD BV) sebagai peminjam.
Kata dia, “DBS Bank Ltd bertindak sebagai agen fasilitas, agen jaminan, dan bank rekening, bersama Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) cabang Singapura sebagai pemberi pinjaman awal bersama DBS.”
Perlu diketahui, tidak terdapat hubungan afiliasi antara para peminjam dengan pihak pemberi pinjaman.
Agus berkomentar, “Namun demikian, SEGPL, SEGN BV dan SEGSD BV seluruhnya merupakan anak perusahaan terkendali Barito Renewables.”
Sekedar informasi, dalam perjanjian ini, SEGPL dan SEGN BV memperoleh Fasilitas A senilai total USD 96,1 juta, sedangkan SEGSD BV mendapatkan Fasilitas B sebesar USD 25 juta.
Kedua fasilitas tersebut memiliki tenor lima tahun dan jatuh tempo awal pada 18 Juni 2030. Konon, dana dari fasilitas pinjaman akan digunakan untuk mendanai ekspansi proyek panas bumi Salak-Darajat, khususnya untuk peningkatan (retrofitting) unit pembangkit yang ada.
Dana tersebut juga akan digunakan pembangunan unit baru dengan total tambahan kapasitas sebesar 47 MW, serta juga akan digunakan untuk memenuhi kewajiban pembayaran dalam kontrak EPC serta biaya lain yang terkait dengan pelaksanaan proyek.
(Red)