ABC NEWS – Manajemen PT Industri Baterai Indonesia alias Indonesia Battery Corporation (IBC) menjelaskan bahwa sebanyak 30 persen hasil produksi pabrik baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Karawang, Jawa Barat nantinya akan diekspor.
Direktur Utama IBC Toto Nugroho di Karawang, Jawa Barat, Minggu (29/6), menerangkan, pabrik ini masuk dalam ekosistem industri baterai EV terintegrasi.
Peresmian peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan pabrik itu telah dilakukan Presiden Prabowo Subianto, kemarin.
Toto bilang, “Kalau kami lihat kondisi sekarang yang diekspor sekitar 30 persen, tapi nanti pasti berubah-ubah.”
Penjelasan Toto, ekosistem industri ini dikembangkan secara bersama oleh PT Antam Tbk, IBC, serta konsorsium Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL), Brunp, dan Lygend (CBL).
Menurut keterangan dia, sudah ada beberapa calon pembeli langsung (off taker) produk baterai dari pabrik tersebut dari sejumlah negara.
Namun, Toto belum bisa memberikan detailnya karena terikat perjanjian dengan CATL. Kata dia, ”Negaranya ada Jepang, India, juga Amerika Serikat (AS). Jadi nanti kalau pabriknya sudah jadi dan bisa mengirim, nanti kita bisa (ekspor).”
Keyakinan Toto, IBC nantinya akan bisa menembus pasar Amerika Serikat meski masih ada pembahasan terkait tarif di negeri Paman Sam tersebut. IBC juga akan membidik pasar Cina dan Asia Tenggara.
Komentar Toto, “Saya rasa paling utamanya itu ke AS, Asia Tenggara, sebagian India. Kalau Eropa karena mereka sudah mempunyai kapasitas produksi yang cukup besar.”
Sekedar informasi, proyek IBC di Karawang merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan nilai investasi mencapai USD 5,9 miliar atau sekitar Rp 96 triliun.
Proyek tersebut mengembangkan rantai industri baterai kendaraan listrik secara terintegrasi dari hulu ke hilir.
Total ada enam proyek, lima di antaranya berlokasi di Kawasan FHT, Halmahera Timur, Maluku Utara, dengan nilai investasi USD 4,7 miliar, dan satu proyek di Karawang senilai USD 1,2 miliar.
Kelak, proyek ini terdiri atas area seluas 3.023 hektare (ha) dan diperkirakan dapat menyerap 8.000 tenaga kerja langsung, serta mengintegrasikan pembangunan 18 proyek infrastruktur.
(Red)