ABC NEWS – Prospek komersialisasi mineral ikutan seperti silika pada pengembangan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) sedang dipertimbangkan oleh Kementerian ESDM.
Hal itu diungkapkan oleh Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi di Jakarta, Kamis (3/7).
Kata dia, “Kami berharap komersialisasi mineral ikutan itu bisa mengerek tingkat pengembalian investasi pengembangan PLTP nantinya.”
Eniya bilang, “Silika ini lumayan banyak di WKP Dieng, Sarula dan Ulubelu, sehingga bagaimana kita meregulasi mineral ikutan panas bumi ini.”
Dia menambahkan, permintaan silika dari Kementerian Perindustrian belakangan meningkat tajam seiring dengan kebutuhan pabrikan panel surya yang mulai tumbuh saat ini.
Keterangan Eniya, Kementerian ESDM telah membuka kemungkinan untuk memasok kebutuhan silika untuk industri domestik lewat pengembangan blok panas bumi mendatang.
Komentar dia, “Apakah pengembang panas bumi nanti bisa menjual langsung ke industri yang membutuhkan karena permintaan panel surya besar dan itu membutuhkan silika.”
Sekedar informasi, mineral ikutan panas bumi secara genetik tidak dapat dipisahkan dari sistem panas bumi yang terbawa oleh fluida dari sumur pengembangan seperti silika, litium, boron, dan potasium.
Di satu sisi, rencana komersialisasi mineral ikutan panas bumi itu menjadi poin bahasan Rancangan Peraturan Menteri (Permen) ESDM tentang Pemanfaatan Mineral Ikutan dari Kegiatan Panas Bumi untuk Pemanfaatan Tidak Langsung tahun ini.
Rancangan regulasi tersebut mengatur berbagai aspek seperti skema pemanfaatan non-komersial dan komersial, tata cara pengajuan persetujuan, hak dan kewajiban pemegang izin, hingga proses pembinaan dan pengawasan.
Kemudian, pemegang izin panas bumi juga dapat bekerja sama dengan pihak ketiga dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan dan lingkungan.
Perlu diketahui, Indonesia saat ini memiliki potensi panas bumi lebih dari 23,74 GW di 368 lokasi dan menempati peringkat kedua dunia dalam kapasitas terpasang PLTP dengan 2,68 GW.
(Red)