ABC NEWS – Pihak Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan tujuh tersangka dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada subholding PT Pertamina (Persero) dan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) periode 2018-203.
Ketujuh orang tersebut kemudian langsung ditahan oleh Kejagung selama 20 hari ke depan sejak 24 Februari hingga 15 Maret 2025.
Adapun subholding Pertamina yang tersangkut kasus tersebut adalah PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), PT Pertamina Patra Niaga (PPN), dan PT Pertamina Internasional Shipping (PIS).
Sementara tiga dari tujuh orang tersangka tersebut menduduki jabatan direksi di subholding Pertamina.

Mereka adalah Riva Siahaan (dirut PPN), Yoki Firnandi (dirut PIS), dan Sani Dinar Saifuddin (direktur Optimasi Feedstock dan Produk KPI).
Riva sebelum duduk sebagai direktur utama (dirut) di PPN pernah menjabat sebagai VP Crude & Gas Operation PIS (2019-2020), dan VP Sales & Marketing PIS (2020-2021).
Ia juga pernah dipercaya sebagai direktur Niaga PIS serta direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PPN.
Riva Siahaan meraih gelar Sarjana Manajemen Ekonomi dari Universitas Trisakti dan melanjutkan pendidikan Magister Business Administration di Oklahoma City University, Amerika Serikat.\

Kemudian Sani Dinar Saifuddin. Sebelum dipercaya sebagai salah seorang direktur di KPI, pria lulusan Sarjana Ekonomi Manajemen dari Universitas Padjadjaran Bandung pada 2001 ini adalah Supply Chain, Market Analysis, dan Crude Trading di PT Pertamina (Persero).
Sani juga pernah duduk sebagai VP Feedstock Management KPI.
Berikutnya Yoki Firnandi. Dikutip dari akun Linkedin miliknya, Yoki diketahui dipercaya sebagai dirut PIS sejak September 2022.
Dia sebelumnya pernah dipercaya sebagai direktur Optimasi Feedstock dan Produk KPI (Jun 2020-Sep 2022), VP Supply & Export operation, Integrated Supply Chain
PT.Pertamina (Nov 2019-Jun 2020), dan VP Commercial & Operation PIS (Feb 2017-Nov 2019).
Lahir pada 1980. Yoki adalah lulusan Sarjana Teknik Sipil dari Universitas Katolik Parahyangan, Bandung pada 2003.

Dia kemudian melanjutkan studinya untuk mengambil gelar Magister Manajemen dari Prasetiya Mulya Business School, Jakarta pada 2008, dan gelar Master of Operation, Project and Supply Chain Management dari University of Manchester, Inggris pada 2013.
Sekedar info, KPI adalah Subholding Refining & Petrochemical Pertamina yang merupakan strategic holding company.
KPI mengembangkan investasi dan menjalankan bisnis Pertamina terkait pengolahan minyak bumi serta bahan lainnya menjadi sejumlah produk, seperti bahan bakar, pelumasan, petrokimia dan farmasi.
Sedangkan PPN merupakan Subholding Commercial & Trading dari Pertamina. Tugas utama PPN adalah menjalankan rantai kegiatan bisnis hilir Pertamina mulai dari penerimaan, penimbunan dan penyaluran produk BBM, elpii, pelumas dan petrokimia untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun di luar negeri.
PPN miliki jaringan infrastruktur yang kuat dan luas, di mana kesemuanya untuk mendukung kelancaran distribusi energi ke berbagai sektor penting seperti ritel, industri, aviasi dan maritim.
Sementara PIS yang didirikan pada 2016, sebagai spin-off dari Pertamina, di mana kemudian ditunjuk sebagai Sub-holding Integrated Marine Logistics (SH IML) yang menyelenggarakan seluruh usaha pelayaran, jasa kelautan, dan logistik.
Armada kapal PIS setiap tahunnya mengangkut sekitar 1,5 juta kiloliter (kl) minyak dan produk untuk memenuhi permintaan energi di Indonesia.
Sebagai sub-holding IML, PIS memiliki lebih dari 400 kapal, enam terminal penyimpanan bahan bakar dan elpiji serta mengoperasikan 140 pelabuhan.
(Red)