ABC NEWS – Harga saham PT Semen Indonesia Tbk terus mengalami penurunan harga alias bearish sepanjang 2025.
Sejak awal tahun ini, saham emiten berkode SMGR itu telah jeblok 29 persen ke level Rp 2.340 per lembar saham.
Jika diakumulasi sejak 10 tahun yang lalu, maka harga saham SMRG telah ambrol hingga 85 persen.
Data Bloomberg menunjukkan, tidak hanya turun 29 persen di harga Rp2.340 per saham, level harga tersebut sekaligus menjadi rekor harga terendah sejak November 2008 atau dalam 17 tahun perdagangan saham.
Bahkan, saat ini kapitalisasi pasar SMGR tersisa Rp 15,79 triliun atau setara dengan PBV 0,36x dan PER 13,4x.
Terus jebloknya saham SMGR jelas memberikan kerugian di atas kertas bagi pemegang saham. Sebagai ilustrasi, jika 10 tahun lalu ada investor membeli saham SMGR sebanyak Rp 100 juta, saat ini nilai investasinya tinggal tersisa Rp 15 juta.
Di satu sisi, SMGR terus mengalami penurunan penjualan dan juga laba bersih. Penurunan laba bersih mencapai 58 persen pertumbuhan dari tahun ke tahun (year on year/YoY) menjadi hanya Rp 719 miliar di sembilan bulan pertama 2024.
Ironis, beban pokok pendapatan SMGR mengalami kenaikan menjadi Rp 20,28 triliun. Kenaikan juga terjadi di beban penjualan yang mencapai 4,5 persen YoY menjadi sebesar Rp 1,87 triliun.
Saat ini Semen Indonesia dipimpin oleh Donny Arsal sebagai direktur utama. Sebelumnya, Hendi Prio Santoso yang baru saja dicopot dari kursi dirut PT Mineral Industri Indonesia (Persero) alias MIND ID juga pernah duduk di kursi dirut Semen Indonesia pada periode 2017–2021.
(Red)