ABC NEWS – Manajemen PT Vale Indonesia Tbk pada 2025-2026 menargetkan bisa menuntaskan pembangunan tiga proyek smelter nikel hidrometalurgi atau berbasis teknologi high pressure acid leaching (HPAL)
Hal itu dikatakan Direktur Utama Vale Febriany Eddy dalam rapat bersama Komisi VI DPR di Jakarta, dikutip Jumat (14/3).
Kata dia, “2025 dan 2026 adalah tahun yang paling krusial bagi Vale, karena kami harus menyelesaikan tiga proyek strategis pembangunan pertambangan baru di tiga provinsi.”
<menurut Febri, letak ketiga smelter nikel HPAL tersebut berada di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan, serta berdekatan dengan masing-masing tambang nikel milik perseroan.
Lokasi pertama untuk proyek smelter ada di provinsi Sulawesi Tengah, yaitu Indonesia Growth Project (IGP) Morowali. Ini sudah terbangun termasuk beberapa fasilitas, misalnyapelabuhan.
Pabrik HPAL itu berkapasitas produksi 60 kiloton nikel (kt Ni) per tahun dalam format mixed hydroxide precipitate (MHP).
Pabrik ini juga dibangun di kawasan industri dengan energi hijau dan dirancang untuk menjadi net-zero operation.
Kemudian, smelter tersebut dilengkapi dengan fasilitas R&D, serta dibangun dengan nilai investasi USD 2 miliar, dan telah menyerap tenaga kerja per Januari 2025 lebih dari 2.300 orang.
Proyek kedua adalah smelter Pomalaa yang berlokasi di Sulawesi Tenggara, dan merupakan hasil kerja sama dengan Ford Motor Company dan Huayou Metal Cobalt.
Proyek itu ditargetkan selesai pada kuartal pertama tahun depan. Pabrik berteknologi HPAL itu memiliki kapasitas 120 kt Ni per tahun dalam MHP.
Total investasinya mencapai USD 4,5 miliar termasuk pabrik HPAL dan tambang. Jumlah pekerja per Januari telah lebih dari 3.100 orang.
Kemudian ketiga ada proyek smelter Sorowako Limonate yang berlokasi di Sulawesi Selatan. Pabrik HPAL tersebut memiliki kapasitas 60 kt Ni per tahun dalam MHP.
Investasi yang dikucurkan untuk proyek itu mencapai USD 2,3 miliar termasuk pabrik HPAL dan tambang.
Saat ini pembangunan masih dalam tahap konstruksi dan amandemen perizinan.
Jumlah pekerja proyek itu hingga Januari telah lebih dari 400 orang.
Komentar Febri, “Total investasi tambang baru dan pabrik bersama dengan mitra kami sekitar USD 9 miliar.”
Jika menggunakan kurs rupiah terhadap dolar AS di nilai Rp 16.407,5, maka nilai investasi tersebut setara Rp 147,67 triliun.
(Red)