ABC NEWS – Manajemen PT Freeport Indonesia (PTFI) mengklim bahwa tahun ini laba bersih perseroan akan turun sekitar 10,81 persen dibandingkan tahun lalu.
Hal itu dikatakan Presiden Direktur PTFI Tony Wenas saat rapat bersama DPR di Jakarta, dikutip kembali Jumat (14/3).
Penjelasan dia, tahun ini laba bersih PTFI ditaksir hanya USD 3,7 miliar atau sekitar Rp 60,71 triliun (kurs Rp 16.407,5), turun dibandingkan dengan realisasi tahun lalu sebesar USD 4,1 miliar atau Rp 67,27 triliun.
Menurut Tony, penurunan laba perseroan bisa disebabkan oleh adanya penurunan produksi akibat kondisi kahar, yaitu insiden kebakaran di smelter Manyar, Gresik, Jawa Timur pada 14 Oktober 2024.
Di satu sisi, laba bersih PTFI pada tahun lalu ditopang dari pendapatan penjualan sebesar USD 11,4 miliar atau sekitar Rp 187 triliun.
Adanya proyeksi penurunan laba tahun, maka disinyalir pendapatan PTFI tahun ini juga ditaksir turun 1,8 persen year on year (yoy) senilai USD 11,2 miliar atau Rp 183,764 triliun.
Tahun lalu PTFI menyumbang penerimaan negara dari kinerja operasional tahun sebesar USD 4,7 miliar atau sekitar Rp 77,115 triliun.
Jumlah tersebut terdiri atas dari USD 1,5 miliar (Rp 24,6 triliun) dari setoran penerimaan negara bukan pajak (PNBP), USD 1,4 miliar (Rp 22,97 triliun) dividen yang dibayarkan ke PT Mineral Industri Indoensia (MIND ID), serta dan USD 1,8 miliar (Rp 29,5 triliun) berasal dari pajak lainnya.
(Red)