ABC NEWS – Lembaga pemeringkat kredit global Moody’s Investor Service melihat pelemahan kekuatan fiskal dan ekonomi Indonesia.
Namun hal itu segera dibantah oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Kompleks Istana Negara, Jumat (21/3).
Dia mengeklaim kondisi ekonomi dan fiskal Indonesia masih bagus.
Menurut Sri Mulyani, sejumlah indikator yang menujukan perekonomian dan fiskal Indonesia yang masih bagus seperti Purchasing Managers’ Index (PMI) pada level ekspansi dan surplus neraca perdagangan Indonesia.
Komentar Sri Mulyani, “Indonesia bagus, tadi indikatornya nanti kita sampaikan. PMI kita bagus, neraca perdagangan kita bagus.”
Perlu diketahui, Moody’s Ratings melihat terjadi pelemahan kekuatan fiskal dan ekonomi Indonesia.
Moody’s memangkas skor untuk kekuatan ekonomi Indonesia, di mana salah satu pertimbangan mereka dalam menentukan peringkat kredit, sebesar satu notch menjadi a1.
Moody’s juga menyoroti fleksibilitas pasar tenaga kerja yang lemah dan penurunan sumbangan manufaktur Indonesia dalam Produk Domestik Bruto (PDB).
Kemudian, Moody’s yang merupakan lembaha yang masuk ke dalam triumvirat rating agency disegani di dunia internasional, juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bertahan lima persen tahun ini dan 5,1 persen pada tahun depan, didukung oleh konsumsi domestk dan investasi.
Sementara perang tarif akan berdampak pada ekspor dan belanja pemerintah yang bisa menjadi downside risk dalam jangka pendek.
Moody’s pun menurunkan skor atas kekuatan fiskal Indonesia sebesar satu tingkat menjadi ba1, mencerminkan perkiraan terjadinya penurunan pendapatan akibat normalisasi harga komoditas.
Hal itu membuat basis pendapatan pemerintah menjadi sempit sementara pembayaran bunga meningkat.
Moody’s menegaskan peringkat utang Indonesia masih di level investment grade Baa2 dan mempertahankan prospek stabil pada April tahun lalu.
Di satu sisi, PMI manufaktur Indonesia per Februari tahun ini berada pada angka 53,6 atau naik 1,7 poin dibandingkan bulan sebelumnya.
PMI manufaktur yang berada di atas level 50 mencerminkan dalam kondisi ekspansif. Capaian angka PMI pada Februari ini juga sekaligus merupakan titik tertinggi sejak 11 bulan terakhir.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kinerja neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar USD 3,12 miliar pada Februari 2025, turun USD 380 juta secara bulanan (month-to-month/mtm).
(Red)