ABC NEWS – Teror terhadap media Tempo yang baru-baru ini terjadi harus dilawan. Hal itu ditegaskan oleh Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi di Jakarta, Minggu (23/3).
Budi menegaskan, pengiriman kepala babi dan bangkai tikus tanpa kepala tersebut sejatinya adalah pesan ancaman terhadap pers Indonesia secara keseluruhan.
Kata dia, “Teror murahan begini akan dilawan oleh segenap kekuatan prodemokrasi.“
Budi bilang, “Ancaman terhadap Tempo sangat mungkin berkaitan dengan kerja-kerja jurnalistik yang dilakukan.”
Komentar Budi, “Sengketa dengan media massa sudah diatur melalui Dewan Pers, sesuai kaidah hukum dan demokrasi. Penggunaan cara di luar koridor tersebut tentu saja tidak dibenarkan, apalagi kalau menggunakan cara-cara teror dan intimidasi.”
Budi Arie, yang juga menjabat menteri Koperasi, menambahkan, pihaknya mendorong polri untuk segera menangkap pelakunya.
Komentar Budi, “Bukti-bukti yang disodorkan oleh Tempo tentu dapat membantu penegak hukum mengungkap pelaku teror sesegera mungkin.”
Dia menambahkan, Projo pun meyakini teror terhadap pers Indonesia tersebut tidak akan menyurutkan para jurnalis melaksanakan perannya dalam mendidik dan mengontrol masyarakat.
Tegas Budi, “Awak Tempo dan media-media lainnya jangan kendor. Jangan terpengaruh. Pokoknya, kita lawan intimidasi dan teror model beginian demi Indonesia yang lebih baik.“
Sekedar informasi, Budi Arie ternyata juga memiliki latar belakang sebagai seorang jurnalis atau wartawan.
Saat reformasi bergejolak 1998, Budi Arie menginisiasi dan mendirikan surat kabar yang kritis, Bergerak, pada 1998.
Bersama wartawan Tempo yang baru saja dibredel, ia aktif mengelola mingguan Media Indonesia pada 1994-1996.
Selanjutnya bersama beberapa seniornya ia ikut menjadi bagian awal dari berdirinya mingguan ekonomi Kontan. Budi menjadi jurnalis Kontan sejak 1996 hingga 2001.
(Red)