ABC NEWS – Adanya tuduhan terhadap keterlibatan politisi Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad dalam praktik bisnis judi online (judol) hanyalah sebuah insinuasi belaka yang sangat tendensius.
Pernyataan tersebut dilontarkan Ketua Majelis Jaringan ProDem Iwan Sumule yang juga duduk sebagai Wakil II Badan Pengentasan Kemiskinan dalam keterangan tertulis yang dikirim ke ABCNews.co.id, Selasa (8/4).
Hal itu terkait pemberitaan di majalah Tempo yang berjudul ‘Pengusaha dan Politikus Pengendali Judi Online di Kamboja’ pada Minggu (/4) yang ditujukan kepada Sufmi Dasco.
Kata Iwan, “Tulisan itu seperti penyajian berita versi jurnalisme kuning, yang mengutamakan sisi bombastis, tapi kehilangan makna dan substansi.”
Dia bilang, “Tujuannya, menggiring opini publik untuk merusak nama baik serta pembunuhan karakter (character assasination), karena tidak murni berbasis fakta yang jernih dan otentik.”
Di satu sisi, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan yang dimaksud dengan insinuasi adalah tuduhan tersembunyi, tidak terang-terangan, atau tidak langsung; sindiran.
Iwan kembali komentar, “Cerita yang disajikan Tempo hanyalah tuduhan licik, dengan prasangka belaka, berbaur kebencian dan sensasi.”

Dia menambahkan, “Tanpa mengacu pada kaidah jurnalistik, tapi justru bersifat rekaan dan mengedepankan prasangka buruk.”
Penjelasan Iwan, dengan mengaitkan nama Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco terlibat judi online, tentu menjadi seksi dan menarik untuk bahan viral di tengah disrupsi media dan informasi saat ini.
“Tanpa memperhitungkan dampak kerusakan sosial dan politik terhadap Pak Dasco, yang kini dikenal sebagai salah satu figur penting penopang kekuatan politik Presiden Prabowo,” ujar dia.
Iwan menilai, media sekelas Tempo semestinya melakukan konfirmasi terlebih dahulu ke Sufmi Daco, dengan memegang prinsip uji informasi, keberimbangan atau check and balances.
Iwan berkata, “Tidak kemudian mempraktikan jurnalisme penerawangan, dengan gegabah mencampurkan aduk antara fakta dengan opini bermotif penghakiman.”
Penilaian Iwan, terkait dugaan keterlibatan Dasco dengan Golden Oasis yang disebut pengendali judi online di Kamboja, hal tersebut terjadi hanyalah hubungan bisnis di masa lalu.
Tegas Iwan, “Tepatnya saat Pak Dasco menjadi komisaris di MNC, sementara hubungan bisnisnya sebatas properti secara legal.”
Dia melanjutkan, “Kalau bisnisnya ilegal atau bisnis kasino, tentu Pak Dasco tidak akan mencantumkan hal itu dalam CV (Curriculum Vitae/daftar riwayat hidup).”
Iwan kembali menegaskan, apa yang dilansir Tempo benar-benar mencederai nama baik Dasco.
Iwan pun mendesak Tempo segera melakukan klarifikasi dan memberikan hak jawab yang fair sebagaimana diamanatkan UU Pokok Pers, agar isu keterlibatan Dasco tidak semakin liar, yang bisa menimbulkan gejolak.
Iwan lantang bicara, “Sebagai ketua DPP Partai Gerindra, saya tidak terima jika kehormatan dan nama baik ketua hariannya dicederai dengan pemberitaan berbasis halusinasi dan insinuasi, dengan berlindung di balik narasumber fiktif atau imajiner.”
“Pak Dasco itu sosok religius, sudah haji, dan agak mustahil berbisnis judi yang merusak kehidupan sosial umat,” ujar dia.
Sekedar informasi, Iwan Sumule di Partai Gerindra duduk sebagai ketua DPP bidang hubungan organisasi masyarakat dan LSM.
(Red)