ABC NEWS – Kebijakan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) untuk menjadi penyedia likuiditas atau liquidity provider di pasar modal Indonesia dinilai kurang tepat oleh sejumlah kalangan.
Pasalnya, Danantara dibentuk dengan tujuan sebagai salah satu motor pertumbuhan ekonomi.
Salah satu pihak yang kurang berkenan dengan adanya kebijakan Danantara soal penyedia likuiditas tersebut adalah Head of Research and Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto.
Rully dalam pernyataannya, dikutip Minggu (20/4), menjelaskan, meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat kondisi saat ini butuh stabilisasi untuk menjaga kepercayaan investor, namun peran Danantara bukan di sana.
Kata dia, “Menurut saya sebagai orang market (sebagai penyedia likuiditas), kurang setuju. Dividen BUMN untuk menjaga likuiditas, seharusnya lebih digunakan untuk mendorong perekonomian.”
Penjelasan Rully, kalau pun Danantara akan tetap menjadi liquidity provider, pihaknua berharap hanya dilakukan untuk jangka pendek.
Komentar Rully, “Risikonya cukup besar jika sebagian dana kelolaan Danantara disalurkan untuk liquidity provider secara terus menerus.”
Lanjut dia, “Jadi, kalau sebenarnya ingin menenangkan pasar, akan lebih tepat mengeluarkan statement terkait fundamental ekonomi.”
“Kalau intervensi rupiah atau SBN, masih wajar karena memang ada konteksnya. Tapi kalau intervensi di saham, itu kurang tepat,” imbuh dia.
Sebelumnya, Chief Investment Officer BPI Danantara Pandu Sjahrir mengatakan bahwa pihaknya siap menjadi penyedia likuiditas di pasar modal Indonesia.
Alasannya Pandu, liquidity provider merupakan bagian dari strategi diversifikasi sekaligus penguatan peran investor institusi domestik.
Menurut dia. Danantara saat ini bahkan sedang menggodok rencana penempatan dana hasil dari setoran dividen yang bakal diterima akhir April 2025.
Pasar modal dan pasar saham, imbuh Pandu, masuk dalam opsi penempatan dana.
Kata dia, “Nanti dividen akhir bulan ini masuk ke kami. Dari situ kami harus mulai alokasikan uangnya ke mana.”
(Red)