ABC NEWS – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ternyata memiliki utang yang wajib dibayar alias liabilitas konsolidasi hingga 31 Desember 2024 sebesar Rp 2.143,43 triliun.
Utang konsolidasi Bank Mandiri itu naik Rp 230,06 triliun atau 12 persen dibanding posisi 31 Desember 2023 sebesar Rp 1.913,37 triliun.
Utang konsolidasi tahun lalu itu rinciannya adalah, utang giro Rp 605,76 triliun, utang tabungan Rp 665,45 triliun, utang deposito Rp 427,69 triliun, dan utang uang elektronik Rp 1,98 triliun.
Kemudian, liabilitas kepada Bank Indonesia Rp 18,42 triliun, liabilitas kepada bank lain Rp 27,72 triliun, liabilitas spot dan derivatif/forward Rp 7,35 trilun, dan liabilitas atas surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) Rp 90,26 triliun.
Lalu, liabilitas akseptasi Rp 9,14 triliun, utang surat berharga yang diterbitkan Rp 40,85 triliun, utang pinjaman/pembiayaan yang diterima Rp 57,93 triliun, dan utang setoran jaminan Rp 1,35 triliun.
Berikutnya, liabilitas antarkantor minus Rp 21,28 miliar, liabilitas kepada pemegang polis unit-link Rp 28,01 triliun, liabilitas lainnya Rp 59,66 triliun, dan utang kepentingan minoritas (minority interest) Rp 29,68 triliun.
Di satu sisi, Bank Mandiri secara konsolidasi memiliki total aset hingga Rp 2.427,22 triliun. Berarti selisih antara aset hingga utang hanya Rp 283,8 triliun.
Total aset konsolidasi Bank Mandiri itu tumbuh 11,6 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Bank Mandiri juga mencatatkan laba bersih sebesar Rp 55,8 triliun pada 2024. Laba bersih ini naik 1,31 persen secara yoy dibandingkan tahun sebelumnya.
Pendapatan non-bunga Bank Mandiri mencapai Rp 42,32 triliun per akhir 2024, tumbuh 4,12 persen secara yoy.
Lainnya, penyaluran kredit Bank Mandiri tumbuh 19,5 persen menjadi Rp 1.670,55 triliun. Penyaluran kredit secara konsolidasi diproyeksi mampu tumbuh 16-18 persen sepanjang 2024.
Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross turun dari 1,02 persen pada 2023 menjadi 0,97 persen.
(Red)