ABC NEWS – Sepanjang kuartal pertama tahun ini PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk mencatatkan rugi bersih hingga Rp 11,17 miliar.
Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun sebelumnya, saat perusahaan masih mencatat laba bersih sebesar Rp 13,02 miliar.
Laporan keuangan perseroan per 31 Maret 2025, dikutip Kamis (24/4), menunjukan adanya penurunan tajam pada sisi pendapatan.
Jebloknya sisi pendapatan itu menjadi salah satu penyebab utama merosotnya kinerja keuangan emiten milik Pemprov DKI Jakarta tersebut.
Perlu diketahui, dalam tiga bulan pertama tahun ini, perseroan hanya mampu mencetak pendapatan sebesar Rp 210,8 miliar, turun 17,56 persen dibandingkan kuartal pertama tahun lalu yang sebesar Rp 255,65 miliar.
Sementara itu, perseroan memang berhasil menekan beban pokok pendapatan dan beban langsung sebesar 4,55 persen secara tahunan menjadi Rp136,62 miliar.
Namun, efisiensi tersebut belum mampu menahan penurunan laba kotor yang jeblok 34,07 persen menjadi Rp 74,18 miliar.
Beban usaha perusahaan turut mengalami penurunan 9,17 persen menjadi Rp 56,77 miliar. Tapi, laba usaha tetap tertekan dan hanya tersisa Rp 17,41 miliar, jauh turun dari Rp 50,02 miliar pada periode yang sama tahun lalu, terkoreksi hingga 65,19 persen.
Kerugian yang dialami perseroan semakin parah setelah memperhitungkan beban keuangan yang tetap tinggi, yakni sebesar Rp 18,95 miliar.
Hal tersebut membuat perusahaan mencatat rugi sebelum pajak sebesar Rp 6,84 miliar, padahal tahun lalu masih mencetak laba sebelum pajak Rp 22,57 miliar.
Setelah dikurangi beban pajak penghasilan sebesar Rp 4,48 miliar, rugi tahun berjalan mencapai Rp 11,32 miliar.
(Red)