ABC NEWS – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) hingga sisa waktu akhir tahun ini akan menggelontorkan dana sebesar USD 5 miliar atau setara Rp 81,53 triliun (kurs Rp 16.305).
Dana sebesar itu akan digunakan untuk berbagai macam investasi proyek strategis. Hal itu dikatakan Managing Director Finance Danantara Arief Budiman di Jakarta, dikutip Rabu (4/6).
Dia bilang, “Saat ini, kami harapkan bisa melakukan investasi sekitar USD 5 miliar dalam enam hingga sembilan bulan yang tersisa.”
Keterangan Arief, investasi Danantara akan ditujukan kepada program-program prioritas serta strategis dalam pembagunan Indonesia.
Penjelasan dia, ada delapan fokus utama Danantara dalam mendorong pertumbuhan nasional.
Misalnya, hilirisasi mineral, energi terbarukan, infrastruktur digital, layanan kesehatan, jasa keuangan, utilitas infrastruktur, kawasan industri, serta sektor pangan dan juga pertanian.
Komentar Arief, “Jadi, kami melihat tiga hal, yang pertama apa dampaknya terhadap ekonomi nasional, yang kedua adalah return, yang ketiga peluangnya itu sendiri.”
Arief menambahkan, dividen yang akan diterima Danantara pada tahun ini mencapai Rp 120 triliun yang berasal dari berbagai perusahaan BUMN.
Dividen itu nantinya akan dipergunakan atau diinvestasikan dalam mencari keuntungan lainnya.
Buah Pikiran Sumitro
Di sisi lain, Arief Budiman berpendapat bahwa Danantara merupakan perwujudan pemikiran ekonom Sumitro Djojohadikusumo.
Tujuannya, imbuh dia, untuk mengoptimalkan aset negara ke berbagai area yang penting dan strategis bagi Indonesia.
Arief menambahkan, Danantara memadukan pemikiran Sumitro dan Asta Cita sebagai referensi operasionalnya.
Menurut Arief, Presiden Prabowo dalam pidato peluncuran Danantara pada 24 Februari 2025 menyatakan lembaga ini bukan sekadar dana investasi.
Kata Prabowo kala itu, “Danantara bukan sekadar dana investasi, melainkan instrumen, alat pembangunan nasional yang harus bisa mengubah cara kita mengelola kekayaan bangsa demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.”
(Red)