ABC NEWS – PT Batamindo Investment Cakrawala (BIC), anak usaha Gallant Venture Ltd, akan melakukan investasi di proyek ketenagalistrikan.
BIC rencananya akan akan mengucurkan dana sekitar USD 2,7 miliar hingga USD 3 miliar, atau setara Rp 43,95 triliun hingga Rp 48,83 triliun (kurs Rp 16.276,39).
Dana sebesar itu akan digunakan untuk membangun proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Executive Director and Company Secretary Gallant Venture Choo Kok Kiong dalam keterangan resmi, dikutip Senin (16/6), menjelaskan bahwa investasi ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang perusahaan.
Dia menambahkan, kebutuhan energi saat ini terus meningkat, terutama di kawasan industri Batam dan Bintan yang menjadi basis bisnis utama grup.
Komentar Choo, “Margin cadangan listrik di Batam saat ini tidak mencukupi. Ini menyebabkan keterlambatan penyediaan energi bagi investor baru.”
Sekedar informasi, BIC adalah pengelola Kawasan Industri Batamindo seluas 320 hektare (ha). Perseroan rencananya akan mengembangkan fasilitas pembangkit listrik dalam dua tahap.
Fase pertama, pembangunan tiga unit pembangkit batu bara superkritis berkapasitas masing-masing 350 MW beserta infrastruktur pendukung.
Proyek ini menjadi bagian dari kompleks 2 GW di Pulau Setokok, Batam. Nilai investasi untuk tahap ini diperkirakan mencapai USD 1,5 miliar atau Rp 24,41 triliun.
Fase kedua, pembangunan dua unit tambahan pembangkit batu bara berkapasitas 600 MW dan pembangkit listrik tenaga surya sebesar 400 MW.
Pada fase ini perseroan juga akan membangun instalasi kabel bawah laut yang menghubungkan pasokan listrik ke fasilitas grup di Batam, Bintan, dan Bulan.
Estimasi nilai investasi fase kedua berkisar USD 1,2 hingga US$1,5 miliar arau Rp 19,53 triliun hingga Rp 24,41 triliun.
Ekspansi Grup Salim
Perlu diketahui, Gallant Venture adalah perusahaan holding investasi milik keluarga Salim yang tercatat di bursa efek Singapura.
Taipan Anthoni Salim adalah substantial shareholders (pemegang saham substansial) perusahaan dengan kepemilikan deemed interest 3,99 miliar saham atau setara 73,11 persen saham Gallant Venture.
Anthoni di memiliki saham Gallant melalui sejumlah entitas, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Misalnya, melalui Parallax Holdings Limited (PHL) yang secara langsung punya 53,76 persen saham GV, River Point Venture Limited dengan kepemilikan langsung sebesar 12,3 persen, serta Dornier Profits Limited yang memiliki total 53,76 persen saham, terdiri dari kepemilikan langsung dan tidak langsung.
Kemudian, Parallax Venture Partners XXX Ltd (PVP) memiliki 12,03 persen saham secara tidak langsung, dan River Point sebesar 7,27 persen saham secara tidak langsung.
Anthoni Salim pun dianggap memiliki kepentingan atas saham yang dimiliki oleh PHL, PVP, River Point, dan Dornier, serta atas 3.106.688 saham milik PT Elitindo Cintralestari.
Grup Salim diketahui telah menjadi pemegang saham Gallant sejak sebelum perusahaan melakukan penawaran umum perdana (IPO).
Informasi tersebut termaktub dalam prospektus yang diterbitkan saat IPO di Bursa Singapura.
Isi dokumen tersebut antara lain tertulis, PT HR bagian dari Grup Salim memiliki 22,07 persen saham Gallant.
Selain itu, PVP XXX, entitas dengan kepentingan dari Grup Parallax dan Grup Salim, menguasai 37,64 persen saham.
Lalu, SembPark Holdings yang merupakan bagian dari Grup SCI menggenggam 26,84 persen saham, sementara Ascendas dari Grup Ascendas menguasai 7,32 persen saham Gallant.
Saat ini, Axton Salim, putra Anthoni Salim, menjabat sebagai non-executive director Gallant Venture. Dia ditunjuk sejak 30 April 2014.
Proyek ketenagalistrikan tersebut menjadi langkah Grup Salim memperluas portofolio bisnisnya.
(Red)