ABC NEWS – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Selasa (19/8), telah memanggil dan memeriksa kembali tiga orang saksi untuk diminta keterangannya dalam kasus korupsi jual beli gas antara PT PGN Tbk dengan PT Inti Alasindo Energy (IAE).
Salah seorang saksi yang diperiksa bernama Endah Paramitha yang berstatus sebagai karyawan swasta. “Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK hari ini, Selasa (19/8),” kata Juru Bicara KPK Budi Prasetyo dalam keterangannya.
Uniknya, berdasarkan dokumen surat panggilan yang beredar, dengan nomor surat Nomor Spgl/4265.DIK.01.00/23/08/2025, Endah dipanggil untuk diminta keterangannya sebagai saksi untuk tersangka Hendi Prio Santoso dkk.
Jika melihat dokumen surat tersebut, berarti KPK telah menetapkan tersangka baru, Hendi Prio Santoso, namun belum diumumkan secara resmi ke publik.
Sebelumnya, KPK telah menetapkan dan menahan dua tersangka dalam kasus ini, yaitu mantan Direktur Komersial PGN Danny Praditya dan eks Komisaris PT IAE Iswan Ibrahim.
Namun, dokumen surat yang beredar tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya, apakah Hendi Prio Santoso sudah benar-benar ditetapkan sebagai tersangka atau belum oleh KPK.

Dokumen surat yang beredar tersebut diteken oleh Plt Deputi Penindakan dan Eksekusi (Direktur Penyidikan) KPK Asep Guntur Rahayu.
Perlu diketahui, Hendi Prio Santoso adalah mantan direktur utama PGN periode 2008-2017. Sementara kasus korupsi tersebut terjadi pada rentang waktu 2017–2021.
Kasus dugaan korupsi jual beli gas tersebut bermula dari pengesahan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) PGN 2017 pada 19 Desember 2016. Anehnya, dalam RKAP tersebut tidak terdapat rencana PGN untuk membeli gas dari PT IAE.
Sekedar informasi, Hendi lahir di Jakarta pada 5 Februari 1967. Ia meraih gelar Bachelor of Economic di University of Texas pada 1988 dan Master Degree of Business Administration (BBA) Keuangan dan Ekonomi di University of Houston Amerika Serikat pada 1990.
Hendi mengawali kariernya di Citibank pada 1991. Lima tahun di sana, ia hijrah ke PT Perdana Multi Finance dengan jabatan terakhir direktur Pengembangan.
Kemudian, sejak 1998 hingga 2001, ia menjabat associate director PT Bahana Securitie. Sesudahnya, ia menjadidDirektur PT Anugra Cipta Investama (2001–2004) dan direktur Invesment Banking JP Morgan Securities Indonesia (2004–2007).
Hendi masuk ke BUMN sejak 2007, saat ia dipercaya sebagai direktur Keuangan PT PGN Tbk. Setahun kemudian, yakni pada 2008, karier Hendi melesat menjadi dirut PGN hingga 2017.
Hendi dalam rentang 2013-2017 juga duduk sebagai komisaris di PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PGN. Usai di PGN, dia kemudian ditunjuk sebagai dirut PT Semen Indonesia Tbk hingga 2021, sebelumnya akhirnya berlabuh di MIND ID, induk BUMN pertambangan, dan dicopot pada 3 Maret lalu.
(Red)













