ABC NEWS – Bank Indonesia Bank sepakat untuk mengucurkan insentif likuiditas kepada bank-bank penyalur kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi hingga Rp 80 triliun.
Pernyataan tersebut dilontarkan Menteri Permukiman dan Perumahan Rakyat (PKP) Maruarar Sirait Sirait dalam keterangan resmi, Selasa (11/2) malam.
Penjelasan pria yang biasa disapa Ara ini, insentif tsrebut bentuk dukungan BI pada program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto untuk pembangunan tiga juta rumah setahun.
Adanya komitmen dukungan insentif likuiditas tersebut, imbuh Ara, merupakan hasil dari pertemuan dengan Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur BI Perry Warjiyo, Ketua Komisi XI DPR Misbakhun, dan Pandu Sjahrir dari BP Investasi Danantara di kanto BI.
Ara bilang, “Hari ini, kami bertemu di kantor Bank Indonesia, berdiskusi panjang dengan gubernur dan jajaran BI, menteri BUMN, ketua Komisi XI Misbakhun dan Pandu Syahrir dari Danantara.”
Perry Warjiyo menambahkan bahwa kesepakatan tersebut adalah bentuk dukungan BI terhadap program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yakni pembangunan dan revitalisasi tiga juta rumah dalam setahun.
Kata Perry, “BI akan memberikan insentif likuiditas kepada bank-bank yang menyalurkan KPR subsidi ke sektor perumahan.”
Komentar Perry, “Saat ini BI menyediakan Rp 23,19 triliun dan berkomitmen untuk menaikkan insentif ini secara perlahan menjadi Rp 80 triliun.”
Berdasarkan keterangan Perry, BI melihat sektor perumahan bisa memberikan dukungan tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi hingga penciptaan lapangan kerja.
Perry berkata, “Kalau perumahannya maju, tentunya tidak saja pertumbuhan ekonominya, tetapi juga bisa mendorong dan menarik sektor-sektor yang lain.”
(Red)