ABC NEWS – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) atau sovereign wealth fund (SWF) akan mengelola dana lebih dari USD 900 miliar atau setara Rp 14.724 triliun.
Hal tersebut diungkapkan Presiden Prabowo Subianto di Dubai, dikutip Jumat (14/2). Namun, Prabowo tidak memberikan kepastian waktu bagi dana tersebut untuk mencapai skala aset tersebut.
Penjelasan Prabowo, Danantara akan berinvestasi dalam proyek-proyek termasuk energi terbarukan, manufaktur maju, industri hilir, dan produksi makanan.
Kata Prabowo, “Pendanaan negara ini, yang akan diluncurkan pada tanggal 24 Februari, akan menginvestasikan sumber daya alam dan aset-aset negara kita ke dalam proyek-proyek yang berkelanjutan dan berdampak besar di berbagai sektor.”
Sekedar informasi, sebelumnya DPR telah mengesahkan amandemen Undang-Undang Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Regulasi itu menjadi pintu masuk terbentuknya Danantara, di mana tujuan pembentukannya antara lain untuk mengawasi perusahaan-perusahaan BUMN, operasi, investasi, dan dividen mereka.
Danantara akan memperoleh pendanaan awal sekitar Rp 1.000 triliun dalam bentuk uang tunai, aset-aset negara, dan saham-saham milik pemerintah.
Perlu diketahui, ketika nanti Danantara bisa mengelola aset hingga USD 900 miliar, maka badan itu bisa disejajarkan dengan sejumlah sovereign wealth fund terbesar di dunia, seperti termasuk GIC Pte Ltd dari Singapura dan Norges Bank Investment Management dari Norwegia.
(Red)